Jemaah Haji 2020 Sangat Berisiko Tertular Covid-19

:


Oleh Wandi, Senin, 1 Juni 2020 | 22:00 WIB - Redaktur: Untung S - 439


Jakarta, InfoPublik - Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia, Muhammad Ilyas mengingatkan semua pihak, jika penyelenggaraan haji 2020 ini dilaksanakan, maka jemaah Indonesia akan terancaman penularan Covid-19.

"Karena negara yang lebih awal terkena, kembali terkena kasus seperti di China. Virus ini mudah menular, belum ada pengobatan definitif, vaksin dan ketika seseorang menderita Covid-19 dapat memperburuk penyakit kronis yang ada," kata Ilyas dalam diskusi daring yang dipantau dari Jakarta, Senin, (1/5/2020)

Ilyas memperkirakan akan ada banyak penyaringan oleh petugas kesehatan dalam proses berhaji. Seperti dilakukannya karantina di Indonesia dan di Arab Saudi, guna menekan penularan virus corona jenis baru SARS-CoV-2.

Selain itu, dia mengatakan jamaah haji  2020 ini akan mengalami risiko tinggi tertular Covid-19. Karena berbagai ritual haji selalu melibatkan berkumpulnya massa seperti saat tawaf, sa'i, jumrah dan shalat berjamaah. Itu belum termasuk kegiatan sehari-hari yang membuat mereka harus berkerumun.

Ilyas mengatakan, otoritas kesehatan Saudi juga akan lebih selektif saat menangani pasien rujukan di tengah ancaman Covid-19. Bahkan beberapa pasien dapat mengalami penolakan RS Saudi.

Sementara itu, dia mengatakan saat jamaah kembali ke Tanah Air, mereka dapat menjadi pembawa virus meski sehat atau menjadi orang tanpa gejala (OTG) setelah kurang dari 40 hari beraktivitas di Tanah Suci, baik beribadah, berwisata, berbelanja dan lainnya.

Menurut dia, pelaksanaan ibadah haji tidak dapat dipisahkan dari unsur kesehatan jamaah. Maka dari itu, mereka agar mengenal kesehatan pribadinya dan faktor penyakit yang berpotensi dirasakan.

Dengan begitu, lanjut dia, mereka dapat beribadah secara optimal dan aman. Tidak ketinggalan, jika jamaah haji berangkat ke Tanah Suci maka harus terus menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat.