BPPT Mulai Operasikan TMC Antisipasi Karthutla

:


Oleh G. Suranto, Rabu, 13 Mei 2020 | 15:50 WIB - Redaktur: Untung S - 387


Jakarta, InfoPublik - Pemerintah mulai lakukan antisipasi terhadap munculnya bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Salah satu langkah, adalah dengan melibatkan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca, yang dilaksanakan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), melalui Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC BPPT).

Penerbangan perdana guna penyemaian awan, mulai dilaksanakan Rabu (13/5/2020) di Provinsi Riau dan Jambi. Sekitar 20 ton garam telah disiapkan di Posko TMC Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, untuk pelaksanaan operasi TMC selama 15 hari kedepan.

Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA) BPPT,  Yudi Anantasena mengatakan pada operasi tahun sebelumnya, tim TMC  mampu meredam hotspot di Provinsi Riau.

”Pada Maret hingga awal April lalu, dilaporkan hampir setiap hari terjadi hujan. Hotspot turun hingga sempat 0 titik,” ujarnya, seperti dikutip dalam rilis BPPT di Jakarta, Rabu (13/5/2020).

Selain menurunkan jumlah hotspot, operasi TMC di Riau dan Jambi, kata Yudi Anantasena, ditargetkan  membasahi lahan-lahan gambut di musim kemarau, dengan mengisi kanal-kanal, embung dan kolam-kolam retensi areal guna mencegah lahan gambut tersebut terbakar. "Pelaksanaan TMC Karhutla di Sumsel pun direncanakan  dimulai akhir Mei 2020," urainya. 

Operasi Hujan Buatan

Data BBTMC mencatat, operasi TMC 11 Maret- 2 April 2020 lalu, menghasilkan air hujan capai 97.8 Juta m3, dan akumulasi rata-rata curah hujan aktual selama periode TMC sebesar 227,2 mm.

Pada kesempatan yang sama Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC-BPPT) Tri Handoko Seto mengatakan bahwa pesawat baru didatangkan Selasa (12/5/2020) dari Skuadron Udara 4 Malang, tipe Casa 212 reg A-2107. 

Menurut  Seto, operasi TMC di Provinsi Riau merupakan kelanjutan operasi sebelumnya yang telah dilaksanakan pada 11 Maret- 2 April lalu.  “Saat ini Posko Pekanbaru menjangkau hingga Provinsi Jambi selama 15 hari mendatang,” ujarnya.

Terkait pencegahan pandemic Covid-19 operasional TMC di lapangan juga harus mengacu pada protocol kesehatan yang telah ditetapkan. “Kami mengacu pada SE Kepala BPPT No.1/2020 yang diperbaharui SE No.2/2020. Intinya semua tim harus dilengkapi alat pelindung diri saat bertugas. Juga penyediaan sanitizer yang cukup dan dilakukan penyemprotan desinfektan secara rutin di lokasi bertugas,” paparnya.

Seto menambahkan bahwa wilayah rawan sepanjang Pesisir Timur Riau hingga Jambi menjadi target TMC kali ini. “Potensi awan di wilayah Riau dan Jambi dalam dua minggu kedepan cukup baik untuk dilaksanakan penyemaian,” ujarnya.

Posko TMC Pekanbaru dipusatkan di Lanud Roesmin Nurjadin. Tim TMC diperkuat oleh 6 staf BBTMC termasuk Korlap dan Flight Scientist ditambah pilot dan co pilot. Sementara untuk bahan semai, kata Faisal, telah dipasok sekitar 20 ton garam NaCL guna kebutuhan selama operasi TMC berlangsung.

Seperti diketahui, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah berkoordinasi dan membahas bersama BMKG, BPPT, BNPB, BRG (Badan Restorasi Gambut), dan Kementerian Pangan untuk mengantisipasi musim kemarau tahun ini.

Pada Senin (11/5/2020) telah dilaksanakan Peluncuran TMC Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan 2020 yang dilaksanakan secara virtual.  Rencananya TMC Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan dalam waktu dekat juga akan menjangkau wilayah Kalimantan. (Foto: BBTMC)