Pembuatan Role Model UMKM Penerap SNI Sangat Diperlukan

:


Oleh G. Suranto, Selasa, 10 Maret 2020 | 21:46 WIB - Redaktur: Isma - 401


Jakarta, InfoPublik –  Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Bambang Prasetya mengatakan ada sekitar 64 juta jumlah UMKM di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, pembuatan role model UMKM penerap SNI sangat penting, dan diperlukan agar bisa menularkan pengalamannya pada UMKM lain.

“Hingga tahun 2020, BSN telah membina 707 UMKM di 24 provinsi dalam penerapan dan fasilitasi sertifikasi SNI. Kegiatan pembinaan UMKM tersebut dilakukan melalui sinergi dengan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, perguruan tinggi, komunitas dan juga perusahaan,” kata Bambang di sela-sela acara  Lunch Meeting: Kolaborasi Pemberdayaan UMKM untuk Daya Saing Nasional dan Global di Jakarta, Selasa (10/3/2020).

Ditambahkannya, melalui sinergi dengan CSR (Corporate Social Responsibility) dapat membantu UMKM untuk mendapatkan sertifikasi SNI. “Perjalanan mendapatkan SNI memang tidak mudah, tetapi jika sudah mendapatkan SNI ke sananya lebih mudah,” jelas Bambang.

Saat ini, permintaan UMKM untuk diberikan fasilitasi sertifikasi SNI semakin meningkat. Maka, selain dengan PT Pupuk kaltim, BSN juga bersinergi dengan PT. Petrokimia Gresik, peraih SNI Award Kategori Grand Platinum tahun 2019, serta PT Pupuk Sriwidjaja, peraih SNI Award Kategori Emas tahun 2019.

“Kami berterima kasih kepada para perusahaan yang telah menerapkan CSR dan program Creating Shared Value (CSV)  yang berfokus pada pemberdayaan UMKM,” ujar Bambang.

Sementara itu, Heri Suharsono, Manager CSR PT Pupuk Sriwidjaja mengatakan Pupuk Sriwidjaja memiliki UMKM mitra binaan yang dibantu untuk mendapatkan sertifikasi dengan bekerjasama dengan BSN. UMKM tersebut bergerak di bidang makanan dan kerajinan.

“Saat ini ada UMKM binaan kami yang sudah ber-SNI. Produk UMKM tersebut yaitu keplang, kerupuk khas Palembang sudah diekspor ke Singapura,” terangnya.

PT Pupuk Sriwidjaja menargetkan dalam setahun minimal ada 1 UMKM. “Kita harus membangkitkan kesadaran mereka untuk ber-SNI,” tuturnya.

Sementara, dua UMKM binaan PT Pupuk Kaltim sudah mendapatkan SNI. Menurut Kantri, Superintendent Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Pupuk Kaltim, dua UMKM tersebut adalah Batik Kuntul Perak dan Batik Beras Basah. Keduanya menjadi icon kota bontang yang merupakan wilayah pesisir sehingga motif batiknya rata-rata biota laut.

Produk UMKM binaan PT Pupuk Kaltim mulai banyak peminatnya terutama pejabat-pejabat. “Kalau ada tamu perusahaan kami arahkan ke mitra-mitra kami. Jadi kami juga membantu pemasaran,” ungkapnya.

PT Pupuk Kaltim menargetkan pertahun ada dua UMKM binaan yang mendapatkan SNI. “Saat ini kami sedang mengajukan tiga produk makanan,” tuturnya.

Manager CSR PT Petrokimia Gresik, Luqman Harun mengatakan Petrokimia Gresik membina beberapa UMKM di sektor pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan jasa. Pihaknya mengupayakan pada tahun 2020 ada dua mitra UMKM yang mendapatkan SNI di sektor batik dan perikanan.

“Di Gresik banyak sektor perikanan. Di tempat kami banyak nelayan yang menangkap ikan tapi pengolahannya tidak bisa. Jadi kita olah menjadi kerupuk dan sebagainya,” ungkap Luqman.(Foto: Suranto)