Peringkat Literasi Digital Meningkat, Pemerintah Terus Perkuat Gerakan Literasi

:


Oleh Elvira, Rabu, 25 November 2020 | 22:20 WIB - Redaktur: Elvira - 394


Jakarta, InfoPublik – Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan berdasarkan Survei Global World Digital Competitiveness Index yang dirilis Institute Management Development (IMD), peringkat literasi digital Indonesia mengalami peningkatan.

“Indonesia saat ini menempati peringkat ke-56 dari 63 negara yang dilakukan survei, ini memang agak terbelakang tapi kalau kita lihat dari ITU (International Telecommunication Union). Kita dari 115 sekarang sudah menempati peringkat 111,” ujarnya saat mewakili Menteri Kominfo Johnny G. Plate dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi X DPR RI, Jakarta, Rabu (25/11/2020).

Menurut Dirjen Aptika, pemerintah terus memperkuat gerakan-gerakan literasi di Indonesia agar dapat mengejar dan mendekati negara-negara tetangga. “Ini memang ada kesempatan yang baik sekali untuk melakukan literasi, kita melakukan literasi digital tapi kita harus kuatkan suatu gerakan yang lebih besar lagi untuk menguatkan literasi nasional ini yang di dalamnya ada komponen literasi digital,” jelasnya.

Dirjen Semuel menegaskan pentingnya literasi digital karena Indonesia tengah memasuki era baru di mana ruang realitas bukan semata berbicara mengenai ruang fisik, tapi juga ruang digital. " Guna menghadapi realitas tersebut, masyarakat perlu diberikan pemahaman dan pengetahuan bahwa kehidupan sosial saat ini bukan lagi ruang fisik. (Karena) ruang digital adalah suatu ruang yang sudah menjadi bagian dari realitasnya," katanya.

Dirjen Aptika Kementerian Kominfo menyontohkan realitas dalam aktivitas digital, di mana ketika seseorang ketinggalan HP atau gadget saat bepergian timbul rasa kekhawatiran atau kecurigaan. "Mungkin kita takut pasangan kita membuka-buka HP kita, tapi sebenarnya bukan itu. Kalau kita ketinggalan HP ada realitas kita yang terputuskan, makanya kita akan pusing dan akan pulang karena ada ruang yang lain yang sudah menjadi bagian dari kehidupan kita yang sudah terputuskan dari kita. Itu kenapa yang namanya digital kini sangat penting untuk dilakukan literasi," jelasnya.

Dalam raker itu, Dirjen Semuel juga memaparkan hasil Survei Lietrasi Digital yang dilaksanakan Kementerian Kominfo, Gerakan Siberkreasi dan Katadata. Mengutip hasil survei, menurut Dirjen Aptika Kementerian Kominfo literasi Indonesia masih di atas rata-rata sedang seperti pada sub-indeks informasi dan literasi digital. "Ada beberapa yang sudah mendekati baik, tapi kalau kita lihat sub-indeks informasi dan literasi digital kita di angka 3,17. Ini yang kita ingin dorong agar kita bisa disebut sebagai negara yang digitaly ready," katanya.

Dalam Raker dan RDP Komisi X membahas peningkatan literasi di daerah dan dukungan K/L terhadap peningkatan literasi, Dirjen Aptika didampingi Staf Khusus Menteri Kominfo Dedy Permadi.

Hadir pula Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Perdesaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Herlina Sulistyorini, Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Muhammad Hudori, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikbud Endang Aminudin Aziz dan Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando. (Kominfo.go.id/Elvira)

 

Foto: Pengembang permainan digital (game) memeriksa hasil karyanya yang berjudul "Everyone Loves Monster" di studio Simpleton di Malang, Jawa Timur. Kamis (19/11/2020). Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berupaya mendorong para pelaku ekonomi kreatif agar mengoptimalkan potensi industri game di Indonesia yang selama pandemi COVID-19 justru mengalami kenaikan sebesar 10 hingga 20 persen guna mendongkrak pertumbuhan perekonomian nasional. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/nz