Dirjen IKP Kominfo: Jangan Sampai Ada Gelombang Kedua, Kuncinya Disiplin

:


Oleh Elvira, Kamis, 9 Juli 2020 | 17:58 WIB - Redaktur: Elvira - 1K


Jakarta, InfoPublik - Direktur Jenderal (Dirjen) Informasi dan komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Prof. Dr. Widodo Muktiyo merasa optimistis virus Covid-19 bisa dikalahkan. Kuncinya disiplin, gotong royong, optimistis, dan positif.

Hal ini dikatakannya pada webinar bertajuk “Tampil Sebagai Pemenang di Masa New Normal” via aplikasi Zoom, Kamis (9/7/2020) siang.

“Kita jangan sembrono hingga menyepelekan Covid-19, karena saat ini Covid-19 masih ada di sekitar kita,” kata Dirjen Widodo yang juga sebagai Koordinator Tim Bidang Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Ditambahkan Dirjen Widodo, saat ini di era normal baru atau new normal, pemerintah membuka kembali aktivitas ekonomi, sosial, dan kegiatan publik secara terbatas dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan terkait Covid-19.
 
Untuk itu masyarakat harus meningkatkan disiplin menjalankan protokol kesehatan. Hal-hal positif terkait hidup sehat juga harus terus dilakukan.
 
Presiden Joko Widodo pun telah menegaskan bahwa beradaptasi dengan pandemi ini bukan berarti menyerah apalagi kalah. Tapi mengubah perilaku dengan kebiasaan-kebiasaan baru sesuai dengan protokol kesehatan.
 
“Target kita adalah segera keluar dari pandemi Covid-19. Semakin cepat maka kondisi ekonomi akan lebih cepat dipulihkan,” kata Dirjen Widodo pada webinar kerja sama Kementerian Kominfo dengan Komisi 1 DPR RI itu.
 
Untuk itu masyarakat dikatakannya harus saling mengingatkan dan bergotong royong. “Jangan sampai ada gelombang kedua. Kuncinya disiplin,” katanya.
 
Untuk menuju masyarakat produktif dan aman dari Covid-19, lanjutnya, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Pertama adalah pra kondisi, di antaranya sosialisasi, kajian, riset, perubahan perilaku, dan komunikasi publik.
 
Kedua, waktu yang menyesuaikan kondisi masing-masing daerah. Hal ini berdasarkan pada data epidemiologi, tingkat kepatuhan pada protokol kesehatan, kesiapan medis dan alat kesehatan. Tahapan lainnya adalah prioritas, koordinasi pusat dan daerah, serta monitoring dan evaluasi.
 
“Itulah mengapa pemberlakuan new normal berbeda di tiap daerah. Karena semua berdasarkan pada data dan fakta di lapangan,” katanya.
 
Dirjen IKP juga mengingatkan peserta webinar yang terdiri dari sekitar 100 orang tokoh masyarakat dan pemuda di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat tersebut dapat meningkatkan literasi agar terhindar dari infodemi. Yaitu situasi dengan persebaran informasi yang terus menerus.
 
“Silahkan menyimak informasi dari media dan kanal yang dimiliki Kementerian Kominfo, seperti indonesia.go.id, infopublik.id, dan GPRTV. Selain itu pemberitaan pada LKBN Antara, LPP TVRI, dan RRI,” katanya.
 
Dikatakan Dirjen Widodo yang juga Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo tersebut, bahwa mengonsumsi informasi ibarat mengonsumsi makanan. “Sebaiknya yang kita makan adalah makanan yang halal dan sehat,” katanya.
 
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk memasang aplikasi PeduliLindungi untuk melacak penyebaran Covid-19.