KNKT: Kapasitas Penguji Kendaraan Bermotor Harus Seiring Iptek

:


Oleh Dian Thenniarti, Kamis, 25 Februari 2021 | 20:45 WIB - Redaktur: Untung S - 275


Jakarta, InfoPublik - Penggunaan teknologi komputerisasi pada kendaraan bermotor merupakan tantangan yang akan dihadapi oleh para penguji kendaraan bermotor di masa yang akan datang. Oleh karena itu kapasitas pribadi seorang penguji kendaraan bermotor harus terus ditingkatkan seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).

Imbauan tesebut disampaikan Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono dalam acara Edukasi Publik melalui Media Gathering "Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor yang Efektif dan Efisien untuk Menurunkan Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan" pada Kamis (25/2/2021) di Jakarta.

"Saat ini kebanyakan yang kita uji masih uji mekanis, padahal kendaraan kedepan sudah memakai sistem elektronik, khususnya pada fungsi remnya, yakni Electronic Trip Distribution (ETD) dan Electronic Stability Control (ESC). Kalau kita mau mengetahui kendaraan tersebut laik secara sistem remnya, maka kita harus mengecek secara sistem bukan hanya daya pengereman secara hidrolisnya. Inilah tantangan kedepan bahwa truk-truk dimasa depan banyak yang dilengkapi fitur-fitur elektronik," ungkap Soerjanto Tjahjono.

Tidak hanya itu, Soerjanto Tjahjono juga menyinggung sistem kelistrikan pada kendaraan. "Hal ini juga yang kedepannya perlu kita tetapkan. Masalah kelistrikannya selama ini belum diwajibkan, tetapi kita juga harus mengantisipasi kedepan kalau kendaraan yang makin canggih, semuanya dikendalikan oleh komputer," ujarnya.

PR selanjutnya adalah terkait sertifikasi kelaikan truk pembawa barang berbahaya dan beracun (B3). "Apakah penguji tau bahaya dari B3. Banyak barang-barang beracun yang diangkut oleh truk, dan truknya diuji disini. Oleh karena itu kami berharap penguji menyadari cara menguji truk bekas membawa barang B3," ujarnya.

Hal inilah, menurut ketua KNKT yang ingin di diskusikan dengan rekan-rekan penguji kendaraan bermotor sebagaimana yang juga telah dilakukan KNKT bersama BPSDM dalam hal penggodokan calon penguji di tingkat pendidikannya.

"Ditingkat pendidikan seawal mungkin juga bisa mengantisipasi kendaraan-kendaraan yang akan masuk ke Indonesia seperti apa teknologinya. sekarang ini masih yang kita uji kelayakan mekanisme, nah elektrikalnya bagaimana. Kita juga harus mengantisipasi kedepan kalau kendaraan semakin canggih, semuanya dikendalikan oleh komputer. Bagaimana mengecek keandalan atau kelaikan dari kendaraan tersebut kalau kita sendiri tidak bersiap-siap dengan teknologi," ucapnya.

Soerjanto mencontohkan, seperti mobil listrik yang kini sudah masuk ke Indonesia. "Ini bukan hanya teknologi 4.0, melainkan juga 5.0 karena dia memakai kecerdasan buatan atau yang dinamakan Artificial Intelligence (AI), lebih rumit lagi ini. Ke depan kalau bus-bus besar ini sudah pakai teknologi AI pengujiannya bagaimana, kelaikannya bagaimana, mau tidak mau kita harus siap-siap ke arah sana, jadi jangan sampai kita tertinggal," katanya.

Oleh karena itu KNKT akan memberikan pengetahuan dan latihan kepada para penguji terkait hal-hal tersebut.