Erick Thohir Dorong BUMN Farmasi Buat Herbal

:


Oleh Tri Antoro, Senin, 30 November 2020 | 22:02 WIB - Redaktur: Untung S - 441


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Badan Usaha Milik Negera (BUMN) mendorong perusahaan plat merah yang bergerak dalam sektor farmasi untuk mengembangkan teknologi pengolahan obat herbal. Mengingat, potensi market yang mampu dioptimalkan sangat besar.

"Kepemimpinan teknologi mengembangkan penguasaan teknologi produk herbal ini," ujar Menteri BUMN Erick Thohir dalam rapat dengar pendapat dengan DPR RI pada Senin (30/11/2020).

Menurut dia, potensi obat herbal produksi dalam negeri akan terus didorong, agar lebih baik dari sebelumnya. Sehingga penggunaan obat herbal menjadi alternatif pengobatan penyakit, selain menggunakan obat yang memiliki kandungan kimia.

"Penggunaan obat berbahan herbal harus ditonjolkan terus-menerus," katanya.

Ia mencontohkan, dari penanganan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di negara Tiongkok menggunakan obat berbahan herbal sebagai pengobatan pasien yang positif terinfeksi. Di sana pemerintah mendukung sepenuhnya penggunaan obat-obatan herbal untuk mengobati setiap pasien.

"Di Tiongkok menonjolkan penggunaan obat-obatan herbal dalam mengobati pasien Covid-19," katanya.

Belajar kisah di atas, lanjut dia, sikap pemerintah Indonesia akan mendorong sepenuhnya produksi obat herbal sebagai alternatif pengobatan masyarakat kedepannya. Sehingga, sektor kesehatan dalam negeri dapat mandiri tanpa adanya ketergantungan dari pihak lain.

"Selama ini bahan baku obat kimia impor dari luar negeri. Dengan adanya obat berbahan dasar herbal akan membuat sektor kesehatan mandiri," imbuhnya.

Selanjutnya, dengan pengembangan produk farmasi berbasis herbal juga mampu mengoptimalkan setiap lahan terbengkalai PTPN. Karena, lahan tersebut akan diambil alih oleh instansi pemerintah terkait untuk dapat ditanami bahan dasar obat herbal.

Dengan begitu, pasokan bahan dasar obat herbal dapat diambil dari lahan-lahan yang berada di dalam negeri. "Ada lokasi lokasi tanah yang tidak terpakai Kenapa tidak produksi herbal," pungkasnya.