Pacu Produksi, Kemenperin Bantu Mesin ke UPT Tekstil Majalaya

:


Oleh Baheramsyah, Jumat, 25 September 2020 | 21:46 WIB - Redaktur: Untung S - 348


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Perindustrian aktif memfasilitasi pemberian mesin dan peralatan produksi bagi pelaku industri kecil menengah (IKM). Program ini diyakini dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing, terlebih di tengah dampak pandemi Covid-19.

“Guna merespons kondisi saat ini, pelaku IKM perlu meningkatkan daya saingnya, baik melalui peningkatan kualitas ataupun standar produk yang dipersyaratkan oleh buyers dengan didukung sistem manajemen produksi yang efisien,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Jumat (25/9/2020).

Oleh karena itu, Kamis (24/9/2020), Ditjen IKMA Kemenperin telah menyerahkan bantuan mesin dan peralatan produksi kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tekstil Majalaya. Mesin dan peralatan tersebut, antara lain berupa High Speed Assembly Winder MachineShort Fiber Two-For-One Twister, dan Twist Tester Electric Machine.

“Kami berharap, adanya fasilitasi ini, dapat mengoptimalkan pelayanan UPT Tekstil Majalaya sehingga bisa memenuhi kebutuhan para pelaku IKM TPT Majalaya dan sekitarnya,” tutur Gati.

Apalagi, sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian nasional.

“Selama ini, industri TPT adalah penyerap tenaga kerja yang banyak dan penghasil devisa yang signfikan sehingga sektor ini masih menjadi andalan,” imbuhnya.

Kemenperin mencatat, kinerja ekspor industri TPT sepanjang tahun 2019 mencapai USD12,89 miliar dan pada periode Januari-Juli tahun 2020 telah menembus hingga USD6,15 miliar.

Gati mengemukakan, pelaku industri TPT di tanah air sangat berjuang keras dalam memperjuangkan keberlangsungan usahanya di tengah dampak pandemi Covid-19. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada triwulan II tahun 2020, industri TPT memberikan kontribusi terhadap PDB sektor industri pengolahan nonmigas sebesar 6,93 persen.

“Sedangkan untuk kontribusi terhadap PDB ekonomi, industri TPT menempati urutan keempat kontributorl terbesar, yang mencapai 1,24 persen,” sebutnya.

Gati menambahkan, adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), membawa dampak pada usaha sektor industri TPT. “Sejumlah toko tekstil tutup sehingga mengurangi permintaan produksi di pabrik,” ungkapnya.

Oleh karenanya, Gati menegaskan, pihaknya bertekad memberikan pendampingan kepada para pelaku industri TPT khususnya yang berskala IKM agar usahanya dapat terus bertahan di era pandemi dan adaptasi kebiasaan baru saat ini.

“Kami selaku pembina IKM telah melaksanakan berbagai kegiatan dan fasilitasi agar para IKM tersebut mampu bertahan di masa sekarang. Berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan, antara lain adalah penumbuhan wirausaha baru, fasilitasi mesin dan peralatan, bimbingan teknis serta pendampingan dan workshop online,” terangnya.