PSBB Ketat di DKI Jakarta Munculkan Kekhawatiran Maskapai

:


Oleh Dian Thenniarti, Jumat, 11 September 2020 | 11:40 WIB - Redaktur: Isma - 386


Jakarta, InfoPublik – Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat di DKI Jakarta yang rencananya akan mulai diberlakukan kembali pada Senin, 14 September 2020 mendatang demi memutus mata rantai penyebaran penularan Covid-19 yang semakin hari angkanya terus bertambah khususnya di wilayah Jakarta, Bogor dan Depok memunculkan kekhawatiran dari pihak maskapai.

Presiden Direktur Lion Air Group, Edward Sirait yang akrab disapa Edo mengatakan, yang dikhawatirkan pihaknya adalah jika hal tersebut berdampak ke industri penerbangan terkait penutupan akses masuk dan keluar wilayah.

"Sebab jika kebijakan Jakarta diikuti oleh daerah lain, kemungkinan akan terjadi penutupan akses masuk dan keluar wilayah. Dilihat dari kebijakan daerah lain juga, itu baru akan mempengaruhi kinerja penerbangan. Jika tidak diikuti daerah lain paling pengetatan protokol. Kita tetap menanti rinciannya (aturan)," ujarnya, Jumat (11/9/2020).

Edo mengaku belum mendapat informasi terkait adanya penutupan penerbangan imbas dari pengetatan PSBB yang akan dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta. Jika permintaan mengalami penurunan maka maskapai akan melakukan pengurangan rute yang terdampak. Edo pun berharap pengetatan PSBB di Jakarta tak akan mempengaruhi penerbangan ke daerah lain.

"Sampai saat ini belum mendapat informasi, tapi kami menganalisis dari PSBB yang awal dulu. Jadi yang kita lihat kebijakan-kebijakan antar daerahnya akan saling mempengaruhi enggak, itu kan faktor orang akan melakukan perjalanan atau mengurungkan niatnya. Ya mudah-mudahan enggak ada (dampaknya). Hanya saja mungkin pengetatan protokol-protokol kesehatan yang dijalankan," katanya.

Sebagaimana diketahui, industri penerbangan dan pariwisata menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi Covid-19. Untuk itu, pemulihan sektor ini harus dilakukan semua pihak. Bukan hanya maskapai penerbangan, tetapi juga pemerintah dan masyarakat yang perlu bersabar dalam memulihkan ekonomi di tengah pandemik global ini.

"Kami berharap semua pemangku kepentingan ikut menjaga, kita jaga termasuk dunia penerbangan nasional. Saya takut hubungan antar wilayah terganggu jika penerbangan kembali diputus akibat Pandemi Covid-19," ujarnya.

Terkait tingkat keterisian penumpang, Edo mengemukakan, perjalanan bisnis masih mendominasi penumpang yang terbang dengan pesawat perusahaan selama masa pandemi dibandingkan dengan perjalanan wisata dan kunjungan keluarga. Pergerakan masyarakat untuk perjalanan bisnis mencapai 60 persen, kunjungan wisata 20 persen, dan 20 persen adalah perjalanan untuk kunjungan keluarga.

Lebih lanjut, dia menegaskan perjalanan untuk bisnis masih mendominasi lantaran memang ada pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa dihindari. Menurutnya, moda transportasi pesawat lebih aman dibandingkan dengan moda transportasi lainnya. Hal ini lantaran di dalam pesawat terdapat teknologi yang memungkinkan adanya sirkulasi udara. Tidak hanya itu, untuk menggunakan pesawat, penumpang juga harus menjalani dan memenuhi sejumlah protokol kesehatan seperti wajib menggunakan masker dan menjalani rapid test.

"Untuk Lion Air sendiri, load factor atau tingkat keterisian penumpang pesawat rata-rata masih berada di bawah 70 persen dari total semua penerbangan yang dilakukan perusahaan," pungkasnya.