KKP Beri Bantuan Unit Percontohan Penyuluhan Budidaya Lobster

:


Oleh Baheramsyah, Sabtu, 11 Juli 2020 | 19:00 WIB - Redaktur: Isma - 592


Jakarta, InfoPublik – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) menyerahkan bantuan unit percontohan penyuluhan budidaya lobster bagi Pokdakan Pesona Bahari, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi.

Bantuan senilai Rp65 juta tersebut, diserahkan langsung Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, saat kunjungan kerjanya di Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi, Jumat (10/7/2020).

Paket bantuan tersebut terdiri atas 6 unit karamba dasar untuk budidaya lobster, sarana prasarana budidaya lobster, 600 ekor benih lobster pasir dan mutiara, dan pakan untuk satu siklus produksi lobster.

Menteri Edhy mengatakan, bantuan ini diberikan sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam hal ini KKP untuk mengembangkan budidaya lobster di dalam negeri. Dirinya bahkan telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 12 Tahun 2020 untuk mendorong kesejahteraan dan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam berbudidaya lobster.

“Kita ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat perikanan dari hulu ke hilir serta kelestarian lingkungan karena ekosistem lobster dijaga dan diatur,” ujar Edhy dalam keterangannya, Sabtu (11/7/2020).

Menteri Edhy menegaskan, KKP siap memberikan dukungan dan pembinaan bagi kelompok masyarakat yang ingin berbudidaya lobster, termasuk memberi kemudahan pada akses permodalan.

“Silakan laporkan jika ada kebutuhan alat atau kesulitan-kesulitan, termasuk kesulitan untuk penambahan modal. KKP siap dampingi untuk mengakses ke BLU (LPMUKP),” tutur Menteri Edhy.

Di tempat berbeda, Kepala BRSDM Sjarief Widjaja menyampaikan harapan agar berbagai inovasi percontohan kegiatan budidaya lobster yang ada dapat menjadi solusi yang dibutuhkan masyarakat pembudidaya.

"Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan Gondol belum lama ini membuat percontohan inovasi pakan pembesaran lobster pasir. Di Banyuwangi, ada percontohan budidaya lobster keramba dasar. Jika kedua percontohan ini menunjukkan hasil yang baik, maka keduanya bisa dikolaborasika dan diadopsi secara luas di seluruh wilayah Indonesia," jelasnya.

Sementara, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan, dengan bantuan ini diharapkan terselenggara kegiatan percontohan penyuluhan budidaya lobster yang efektif, sesuai dengan kebutuhan masyarakat, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Menurutnya, penyuluh perikanan yang ada siap memberikan pendampingan kepada pelaku usaha pembudidaya lobster tentang penguatan kelembagaan, perizinan, akses informasi dan teknologi, serta akses modal dan akses pasar.

Abdul Azis, pembudidaya lobster Banyuwangi menyampaikan terima kasih atas bantuan percontohan yang diberikan pemerintah pada sesi dialog dengan Menteri Edhy. Ia optimis usaha budidaya lobster di Banyuwangi dapat berkembang.

Menurut Abdul, ia dan kelompok memilih berbudidaya dengan sistem keramba dasar (bottom cage) karena empat pertimbangan. Pertimbangan tersebut adalah ombak, arus, aliran sampah di musim hujan, dan alasan keamanan dari tindak pencurian jika budidaya dilakukan di permukaan.

“Teman-teman dan penyuluh di sini semua sepakat untuk mengambil keramba dasar dengan kedalaman 10 meter, sehingga walaupun ombak itu cuma terjadi di atas. Arus itu juga cuma di atas, kalau arus bawah ternyata tidak keras. Di atas juga banyak sampah di musim hujan. Belum lagi rawan pencurian,” jelas Abdul.

Namun, sistem keramba dasar ini mengharuskan pembudidaya menyelam saat memberikan pakan. Untuk itu ia berharap ada bantuan alat selam dari KKP. Meskipun demikian, ia dan kelompok tak berhenti mencoba mencari alternatif pemberian pakan tanpa harus menyelam.

Ia menambahkan, saat ini ia bersama penyuluh dan kelompok pembudidaya lobster lainnya tengah mencoba mengembangkan pakan lobster berbahan utama keong sungai. Ia berharap, upaya pengolahan pakan dengan kearifan lokal ini dapat memangkas biaya pakan melalui pemanfaatan apa yang telah disediakan alam.

“Mudah-mudahan ini berhasil dan dapat menjadi pilot project, bisa ditiru oleh masyarakat Indonesia,” ungkapnya.

Senada dengan pernyataan Abdul, Menteri Edhy menerangkan bahwa secara alamiah lobster memang cocok dibudidayakan dengan sistem keramba dasar karena di kedalaman tersedia lebih banyak plankton. Dengan perlakuan yang benar, ia menyebut survival rate benih lobster yang dibudidayakan di dasar akan lebih besar dibandingkan yang dibudidayakan di permukaan.

Terkait permintaan bantuan alat selam, Menteri Edhy menyatakan KKP siap membantu. “Secara prinsip kami mendukung apapun yang dilakukan untuk kebaikan kita semua, untuk menjaga lingkungan,” tandasnya.

Tak hanya menyerahkan bantuan percontohan penyuluhan budidaya lobster keramba dasar, dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Banyuwangi, Menteri Edhy juga meninjau instalasi pengolahan hasil perikanan dan pemasaran.

Di sana, Menteri Edhy menyaksikan pelatihan diversifikasi olahan perikanan yang diikuti 30 peserta dari Kabupaten Banyuwangi dan menyapa pesera pelatihan daring pembesaran lele yang diikuti 100 peserta dari Kabupaten Tabanan, Kabupaten Jembrana, dan Kabupaten Buleleng.

Menteri Edhy juga meninjau kolam Basic Safety Training (BST) dan kegiatan simulasi BST, technopark pembesaran lobster, hatchery ikan endemik wader pari (Rasbora baliensis), instalansi tambak garam sistem tunnel, dan melakukan dialog interaktif dengan pelaku usaha di Kabupaten Banyuwangi.