Menko Luhut Minta Simplifikasi Pencantuman Logo BBI oleh BPOM

:


Oleh Baheramsyah, Rabu, 8 Juli 2020 | 11:36 WIB - Redaktur: Untung S - 283


Jakarta, InfoPublik -  Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan, mengungkapkan pentingnya dukungan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) bagi Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI).

Dukungan tersebut di antaranya adalah melalui simplifikasi proses notifikasi untuk pencantuman logo BBI.

“Dalam rangka mendukung Gerakan Nasional BBI, BPOM ini sangat penting, karena perlu adanya simplifikasi pencantuman logo. Sudah saya lihat hampir semua produk mencantumkannya. Kita harus gaungkan terus ke depan soal ini (BBI),”  kata Menko Luhut, Selasa (7/7/2020).

Menko Luhut menjelaskan BPOM perlu terlebih dahulu memberikan pelatihan kepada para UMKM, agar mereka paham seperti apa supply and demand yang berkualitas.

“Saya berharap peran BPOM membantu perkembangan UMKM ini, karena reputasi BPOM ini sudah internasional. Tentu BPOM tidak bisa serta merta dengan pemberian logo saja, melainkan juga harus melihat dari segi kualitas, seperti keamanan, kesehatan, dan sebagainya. Sangat penting mendorong BPOM untuk mendukung agar UMKM kita berkualitas. Jadi kita semua harus berkolaborasi,” ungkapnya.

Untuk menunjang hal tersebut, lanjut Menko Luhut, sebagai organisasi modern yang terus melakukan perubahan, BPOM harus terus melakukan tiga hal yakni Percepatan, Penyederhanaan, dan Pembinaan.

“Ini saran saya ya, jadi perlu ada perubahan lebih baik lagi. Seperti percepatan, memberikan pelayanan yang cepat dan tepat bagi UMKM. Mereka mendaftar melalui online sudah lebih 800 ribu, terhitung dalam 1 bulan lebih 1 minggu. Nah itu luar biasa. Artinya pencapaian kita sudah bagus. Tapi kalau kita tidak membantu mereka, mereka akan keluar lagi. Ini sekarang salesnya mengalami peningkatan yang luar biasa. Jadi target kami 2 juta sampai bulan Desember saya kira bukan hal yang sulit untuk dicapai,” ungkapnya.

Sementara penyederhanaan, adalah upaya untuk mempermudah UMKM dalam mendapatkan sertifikat dengan tetap mematuhi standar yang sudah ada. Dalam hal ini, Menko Luhut meminta agar proses standar, seperti dalam pencantuman logo yang biasa memakan waktu kurang lebih 7 hari, bisa dipangkas hanya dalam 2-3 hari saja. Sedangkan pembinaan,  adalah upaya untuk mendampingi UMKM agar dapat “naik kelas” dan bersaing di pasar ekspor. Inisiatif berupa aplikasi Istana UMKM perlu disebarluaskan kepada khalayak umum dan ini adalah bentuk nyata gotong royong antar-kementerian/lembaga untuk membantu UMKM. Saat ini terdapat 86 pelatihan yang diberikan secara gratis oleh 17 K/L dan 7 e-commerce.

“Saya harap BPOM dapat mengintegrasikan program pelatihan yang dimilikinya pada kegiatan tersebut. Presiden memerintahkan saya, agar tahun ini semua anggaran Kementerian Kesehatan, Kepolisian, Kementerian Pertahanan diupayakan sebaik mungkin untuk belanja dalam negeri. Kami bersama dengan Kemenparekraf berkoordinasi juga supaya, agar obat-obatan kita ini bisa bertahap sampai kalau bisa 70-80 persen dibuat dalam negeri,” tambahnya.

Upaya percepatan, penyederhanaan, dan pembinaan ini, lanjut Menko Luhut, juga perlu memperoleh dukungan dari pelaku usaha dari dalam dan luar negeri. Dalam hal ini, pelaku ekosistem digital seperti e-commerce agar segera membuat kesepakatan bersama dengan BPOM mengenai pengawasan peredaran, pengiriman, dan iklan penjualan obat dan makanan melalui sistem elektronik.

”Sistem elektronik sangat bagus, karena semua sekarang transaksi cashless, itu membuat negeri ini lebih baik. Tidak bisa bermain uang disini. Oleh karena itu, saya berharap kita bangun jiwa jujur dalam bekerja, dalam koridor bermain aturan yang ada,” ujarnya.

“Selamat kepada BPOM atas berbagai capaiannya. Kita semua berharap upaya percepatan, penyederhanaan, dan pendampingan dapat terus dilakukan dari hari ke hari. Sehingga membuahkan hasil yang baik bagi kemajuan Indonesia yang kita cintai bersama,” kata Menko Luhut menutup sambutannya.