G20 Komitmen Wujudkan Perekonomian Global yang Kuat

:


Oleh lsma, Selasa, 25 Februari 2020 | 19:25 WIB - Redaktur: Untung S - 265


Jakarta, InfoPublik - Pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 telah diselenggarakan di Riyadh, Arab Saudi pada tanggal 22-23 Februari 2020. Pertemuan tersebut merupakan pertemuan pertama tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di bawah Presidensi Arab Saudi pada 2020.

Agenda utama yang dibahas dalam pertemuan tersebut meliputi Global Economy, Enhancing Access to opportunities, Financial Resilience and Development, Infrastructure Investment, International Taxation, dan Financial Sector Issues.

Pertemuan diselenggarakan pada saat pertumbuhan ekonomi global diharapkan mengalami peningkatan, yang didukung oleh kondisi keuangan yang akomodatif dan berkurangnya ketegangan perdagangan. Pada tahun 2020 dan 2021, pertumbuhan ekonomi global masing-masing diperkirakan mencapai 3,3 dan 3,4 persen.

Namun demikian, perekonomian global dibayangi oleh sejumlah risiko (downside risk), mencakup ketegangan geopolitik dan perdagangan, ketidakpastian kebijakan dan virus Corona. Penyebaran virus Corona diyakini akan mempunyai dampak ekonomi yang lebih luas dibandingkan dengan ketegangan perdagangan global karena dampak virus Corona menghantam berbagai lini ekonomi, baik dari sisi industri, perdaganan, investasi dan pariwisata.

“Negara-negara G20 berkomitmen untuk menggunakan semua instrumen kebijakan guna mencapai pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, seimbang dan inklusif, serta tahan terhadap downsize risk”, ungkap Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati dalam siaran persnya, Selasa (25/2/2020).

Negara-negara G20 menyampaikan simpati kepada masyarakat dan negara yang terdampak virus Corona, khususnya Tiongkok dan menyepakati perlunya komitmen global untuk mengatasi dampak virus Corona, baik dalam pencegahan penyebarannya maupun munculnya virus serupa di masa depan.

Negara-negara G20 juga berupaya untuk mencapai konsensus global atas sistem pajak internasional terhadap aktivitas ekonomi digital. Pendekatan yang dikenal dengan unified approach dinilai dapat menjadi dasar bagi penyusunan sistem pajak internasional yang baru.

Unified approach merupakan penggabungan atas beberapa proposal sebelumnya, yakni user participation proposal dimana pajak digital dipungut berdasarkan kontribusi pengguna dan hak pengenaan pajak dialokasikan berdasarkan tempat di mana pengguna tersebut berada, marketing intangibles proposal dimana pengenaan pajak didasarkan pada tempat aset tersebut digunakan, dan significant economic presence proposal dimana subjek pajak dianggap memiliki kehadiran ekonomi apabila terdapat interaksi dengan pengguna melalui teknologi digital, misalnya platform online.

Isu global lain yang didikusikan oleh G20 adalah perkembangan sistem pembayaran lintas batas. Sistem ini diharapkan dapat menyeimbangkan antara aspek efficiency dan resilience dalam sistem pembayaran lintas batas serta bermanfaat bagi seluruh negara di dunia. G20 juga mendiskusikan mengenai isu transisi LIBOR (London Interbank Offered Rate) yang akan di phasing-out penggunaannya pada tahun 2021.

Negara-negara G20 juga mendukung implementasi pinsip-prinsip investasi infrastruktur berkualitas (Quality Infrastructure Investment Principles)  secara efektif, yang meliputi life cycle cost, mengintegrasikan kepentingan lingkungan dan sosial, termasuk pemberdayaan ekonomi perempuan, membangun ketahanan terhadap bencana alam dan risiko lainnya, dan memperkuat tata kelola infrastruktur. Untuk itu, akan diidentifikasi indikator-indikator yang menggambarkan implementasi atas prinsip-prinsip dimaksud dan disusun sebuah reference note sebagai acuan bersama.

Presidensi G20 Arab Saudi juga akan mendalami isu Infratech  dengan maksud bagaimana dapat mengoptimalkan manfaat teknologi dalam infrastruktur. Manfaat itu mencakup efisiensi, cost effective, return on investment yang lebih besar, serta dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan yang lebih besar.

Presidensi G20 Arab Saudi tahun 2020 mengangkat tema Mewujudkan Kesempatan pada Abad ke-21 (Realizing the Opportunities of the 21st Century). Substansi dari tema ini adalah mengedepankan inklusivitas dan memberikan kesempatan lebih luas kepada kaum muda, perempuan dan pengusaha kecil serta pemanfaatan teknologi pada era digitalisasi.

Tema ini setidaknya didasarkan kepada fakta bahwa pada triwulan 1 2019, tingkat pengangguran di Arab Saudi mencapai 12,5 persen, dimana tingkat pengangguran perempuan dan laki-laki masing-masing adalah 31,7 persen dan 6,6 persen. Namun demikian, tingkat partisipasi perempuan terus meningkat, mencapai 20,5 persen pada triwulan 1 2019, seiring dengan reformasi ekonomi dan sosial yang sedang dilaksanakan pemerintah Arab Saudi.

Pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Arab Saudi diperkirakan mencapai 1,9 persen setelah tahun sebelumnya diperkirakan hanya mencapai 0.2 persen. Reformasi yang sedang dijalankan pemerintah Arab Saudi memberikan kontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi Arab Saudi.

Pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 dipimpin oleh Menteri Keuangan Arab Saudi, Mohammed Al-Jadaan, dan dihadiri oleh para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara G-20, World Bank dan IMF dan Lembaga International lainnya serta negara undangan. Delegasi RI dalam pertemuan ini dipimpin oleh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia.(Isma/TM)