Cegah Talasemia dengan Skrining

:


Oleh Putri, Senin, 20 Mei 2019 | 08:38 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 5K


Jakarta, InfoPublik – Talasemia merupakan penyakit kelainan darah merah yang diturunkan dari kedua orang tua kepada anak dan keturunannya. Penyakit ini disebabkan karena berkurangnya atau tidak terbentuknya protein pembentuk hemoglobim utama manusia.

Hal ini menyebabkan eritrosit mudah pecah dan menyebabkan pasien menjadi pucat karena kekurangan darah (anemia). Ada tiga jenis talasemia berdasarkan gelajanya, antara lain talasemia mayor, talasemia minor, dan talasemia intermedia.

Menurut keterangan resmi yang dikutip InfoPublik Minggu (19/5) dari website Kementerian Kesehatan, untuk talasemia mayor dapat diketahui ketika masih bayi. Gejalanya tampak pucat, lemah, lesu, sering sakit, kadang disertai perut buncit.

Pasein ini membutuhkan transfusi darah rutin seumur hidupnya setiap dua hingga empat minggu sekali. Kemudian talasemia minor, biasanya tidak bergejala tampak normal namun pada pemeriksaan darah dapat ditemukan kadar Hb yang sedikit dibawah normal.

Sedangkn talasemia intermedia biasanya baru terdiagnosis pada anak yang lebih besar dan biasanya juga tidak membutuhkan transfusi darah rutin. Cara pencegahan talasemia dengan melakukan skrining talasemia melalui pemeriksaan darah.

Skrining sebaiknya dilakukan sebelum menikah yang bertujuan untuk mendeteksi apakah calon ayah dan ibu tersebut memiliki gen pembawa sifat talasemia atau tidak. Dengan demikian dapat menghindari perkawinan antara sesama talasemia minor yang dapat melahirkan anak dengan talasemia mayor.

Jika pemerikaan menunjukkan hasil positif pembawa sifat, maka perlu dilakukan konseling genetik sebelum pernikahan atau sebelum hamil.

Bagi ibu yang sedang hamil juga bisa memeriksakan janinya dengan pemeriksaan khusus saat masa kehamilan di dokter spesialis kandungan yang terlatih untuk mengetahui apakah anaknya akan lahir dengan talasemia atau tidak.

Skrining talasemia bisa dilakukan pada penjaringan kesehatan anak sekolah, pada siswa kelas 1, 7, dan 10. Juga bisa dilakukan di Pos Pembinaan Terpadu untuk Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM). Pemeriksaan lebih lanjut dilakukan di fasilitas kesehatan yang dapat melakukan pemeriksaan hematologi lengkap dan analisis Hb (Puskesmas dan rumah sakit).