Santri Diharapkan Jadi Influencer Pencegahan Penularan TBC

:


Oleh Putri, Rabu, 27 Maret 2019 | 20:45 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K


Jakarta, InfoPublik - Edukasi kepada masyarakat tentang Tuberkulosis (TBC) sangat diperlukan dan bisa dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat, salah satunya di lingkungan pesantren.

Sebagaimana diketahui, pesantren merupakan lembaga pendidikan yang berbasis agama Islam yang dekat dengan masyarakat. Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan para santri bisa menjadi influencer untuk mengedukasi masyarakat tentang pencegahan penularan TBC.

“Para santri diharapkan berperan aktif dalam meningkatkan pembangunan kesehatan di lingkungan masyarakat dengan menggunakan ajaran agama Islam dalam latar belakangnya,” ujar Menteri Nila saat mengahadiri acara Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia di Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat Rabu (27/3).

Dengan pesantren di Indonesia sebanyak 29.000 dan jumlah santri sebanyak 4.048.720, potensi ini harus dijaga dengan memastikan para santri hidup sehat dan mendapatkan informasi terkait kesehatan yang benar selama mereka berada di pesantren.

Selain itu adanya Pusat Kesehatan Pesantren yang lebih dekat dengan masyarakat sekitar pesantren, membuat masyarakat lebih mudah mendapatkan pelayanan kesehatan dan melakukan skrining kesehatan.

Indonesia dengan penduduk yang besar juga memiliki jumlah orang dengan Tuberkulosis (TBC) yang besar, termasuk lima besar di dunia. Setiap tahun sekitar 850 ribu orang dengan TBC di Indonesia, dan 13 orang meninggal akibat TBC setiap jamnya.

Tingginya masalah TBC di Indonesia disebabkan diantaranya karena penemuan kasus dan pengobatannya secara tuntas, kalah cepat dengan penyebaran penyakitnya. Sebelum datang ke layanan kesehatan yang tepat, banyak orang mencari pengobatan di luar layanan kesehatan, termasuk mengobati sendiri.

Sudah waktunya Indonesia untuk bangkit melawan TBC. Sudah saatnya Indonesia mempunyai jumlah penderita TBC baru kurang dari 500.000 per tahun dan sudah saatnya kita mengerahkan semua daya dan upaya untuk bisa mencapai target eliminasi TBC tahun 2030.