Jemaah Haji Harus Cek Kesehatan Sedini Mungkin

:


Oleh Putri, Sabtu, 28 September 2019 | 22:58 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 333


Jakarta, InfoPublik - Menteri Kesehatan Nila Moeloek meminta calon jemaah haji untuk memeriksakan kesehatan bukan satu tahun sebelum keberangkatan, melainkan ketika sudah ada niat untuk naik haji maka kesehatannya dijaga.

Bagi tenaga kesehatan lanjut Menteri Nila, bila banyak masyarakat yang sadar akan kesehatan maka akan membantu negara dalam mewujudkan Indonesia sehat. Bagi jemaah peserta BPJS Kesehatan, sistemnya harus dari puskesmas terlebih dahulu.

“Ketika saat pemeriksaan terdapat kelainan, maka akan dirujuk di rumah sakit. Apabila kondisinya saat akan berangkat baik dan sehat, maka diberangkatkan, jika tidak maka tidak akan diberangkatkan. Istito’ah ada batasaanya,” kata Menteri Nila Jumat (27/9).

Sebanyak 231 ribu jemaah haji telah diberangkatkan ke Arab Saudi. Jemaah haji Indonesia 2019 yang wafat jumlahnya lebih besar dari tahun 2018 lalu. Sebanyak 81 persen jemaah haji Indonesia wafat memiliki status kesehatan resiko tinggi (risti).

Penyebab kematian terbanyak karena penyakit kardiovaskular, disusul sirkulatori dan ini sangat erta kaitannya dengan faktor kelelahan jemaah haji. Penyebab lainnya adalah karena respiratori yang dipicu infeksi, alergi, dan eksaserbasi dari penyakit yang dibawa dari tanah air.

Usia jemaah wafat berbanyak di atas 70 tahun, menurut Menteri Nila kemungkinan ada hubungannya dengan penambahan kuota jemaah haji sebanyak 10 ribu orang, yang memprioritaskan usia di atas 70 tahun untuk menunaikan ibadah haji.

Sebanyak 242 orang (53 persen) jemaah haji yang wafat dikoordinir oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). “KBIH agar dapat berperan aktif dalam memberikan penyuluhan kesehatan pada jemaahnya,” kata Menteri Nila.