4.188 Kunjungan ke KKHI Makkah Selama Operasional Haji 2019

:


Oleh Putri, Minggu, 8 September 2019 | 00:29 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 341


Jakarta, InfoPublik - Bersamaan dengan dilepasnya kelompok terbang embarkasi Balikpapan (BPN) 15 yang merupakan kloter terakhir yang masih berada di Makkah menuju Madinah, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah juga mengakhiri layanan kesehatannya sejak Jumat (6/9) siang Waktu Arab Saudi.

Selama 55 hari masa operasionalnya, KKHI Makkah telah melayani 4.188 kunjungan jemaah haji Indonesia, terhitung sejak 14 Juli 2019 lalu. Kendati begitu, sampai saat ini KKHI Makkah masih merawat empat jemaah haji sakit. Sementara 53 orang lainnya dirawat di beberapa RS Arab Saudi.

Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Makkah M. Imran mengungkapkan ada beberapa hal positif selama penyelenggaraan layanan kesehatan haji di Daker Makkah. Pertama, di balik fakta angka kematian jemaah haji yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2018, ada pengorbanan maksimal yang sudah dilakukan.

“Terutama dalam menggenjot upaya promotif preventif hingga akhirnya membuahkan hasil. Waktu pemulihan lonjakan (angka kematian pasca Armuzna) jauh lebih cepat, kembali normal,” kata Imran melalui keterangan resmi yang diterima InfoPublik Sabtu (7/9).

Kedua total jumlah jemaah haji yang dirawat inap tahun ini lebih banyak dibanding 2018. Akan tetapi secara harian, jumlah jemaah yang dirawat jauh lebih rendah, lamanya waktu perawatan lebih pendek. Imran meyakini ini akibat dari upaya kesehatan yang diberikan para petugas lebih maksimal.

Berikutnya ialah pada pelaksanaan puncak haji di Arafah Muzdalifah dan Mina (Azmuna), proses safari wukuf dinilai jauh lebih baik. Tim Mobile Bandara yang bertugas di Pos Kesehatan Arafah juga bekerja dengan baik. Begitu pula dengan Tim Gerak Cepat (TGC) yang melakukan respons awal dan rujukan yang lebih cepat.

Hasilnya terlihat pada fase Armuzna, angka kesakitan dan kematian lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya. Terakhir, lanjut Imran, jemaah haji yang dipulangkan lebih dulu dari kloternya, jumlahnya lebih banyak dari tahun sebelumnya.

“Tahun lalu sekira 90 orang, sekarang ini hingga Kamis (5/9) sudah 169, baik melalui Jeddah maupun Madinah. Artinya lebih banyak jemaah yang mendapat prioritas pemulangan karena kondisi kesehatannya,” kata Imran.