Mentan Uji Coba Penggunaan B100 ke 50 Traktor & Mobil Dinas

:


Oleh Baheramsyah, Senin, 15 April 2019 | 14:25 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 731


Jakarta,InfoPublik - Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan uji coba penggunaan biodiesel 100 persen CPO (B100) terhadap kendaraan dinas dan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) di lingkungan Kementan. B100 ini merupakan produksi dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Litbangtan) Kementan.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, bahwa biodiesel 100 persen (B100) dapat menghemat biaya operasional mesin pertanian sekitar 25 hingga 30 persen. Sementara jangkauan per 1 liter B100 mencapai 13,1 kilometer dengan kisaran harga per liter sekitar Rp8.000.

“Kalau solar per 1 liter jangkauannya itu 9,6 kilometer dengan estimasi harga per 1 kilometer itu Rp1.000, sedangkan dengan menggunakan B100 nilainya dalam rupiah sekitar Rp732 per kilometer,” jelas Amran dalam acara soft launching B100 di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Senin (15/4/2019).

Amran melanjutkan B100 yang sudah diujicobakan pada 18 mesin pertanian dan kendaraan menunjukkan bahwa biodiesel ini ramah lingkungan karena tidak mengeluarkan asap.

“Jadi, kalau Uni Eropa melakukan protes dan sebagainya terkait dengan sawit, [dengan B100] kita bisa lawan dan manfaatkan CPO kita di dalam negeri [sebagai bahan bakar], ini solusi masa depan yang tepat untuk sawit kita,” lanjutnya.

Saat ini, Kementan sedang melakukan uji coba penggunaan B100 untuk 50 mesin pertanian dan kendaraan dinas kementerian pertanian.

Amran mengatakan uji coba yang dilakukan sebelumnya tidak memberikan dampak negatif terhadap mesin kontraktor maupun mobil.

“Nanti akan bertahap, ini kan kita persiapkan. Jadi bukan bahwa hari ini langsung secara massal, bukan. Bertahap. Sekarang 50 unit dulu, mungkin 6 bulan kemudian ditambah 100 unit, berikutnya kita tambah lagi. Jadi bertahap,” jelas Amran.

Dia menambahkan uji coba ini akan dilakukan dalam kurun waktu 1 tahun-2 tahun ke depan. Jika menuai hasil positif, bukan tidak mungkin penggunaan B100 untuk mesin pertanian akan dikomersilkan.

Kebijakan B100 adalah penggunaan 100 persen minyak sawit sebagai bahan bakar pengganti bahan bakar fosil. Saat ini pemerintah telah menerapkan kebijakan B20, dimana 20% minyak sawit digunakan sebagai campuran bahan bakar.

Amran menambahkan, penggunaan B100 ini merupakan yang pertama bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia. Kementan sendiri telah melakukan pengembangan B100 sejak 2 tahun lalu.

Selain itu, penggunaan B100 diyakini akan lebih murah, ramah lingkungan, dan dapat mensejahterakan petani sawit, serta tentunya menghemat devisa hingga Rp 150 triliun. Karenanya, adanya B100 ini dipastikan dapat memperkuat ketahanan energi nasional.

"Produksi CPO kita 48 juta ton. Kita ekspor 34 juta ton. Bisa bayangkan kita bisa menghemat berapa triliun. Ini adalah energi masa depan indonesia," terangnya.

Ke depan, lanjut Amran, B100 ini mungkin akan diproduksi untuk digunakan masyarakat umum. Namun demikian, hal ini membutuhkan waktu dan kerja keras serta kerjasama semua pihak.