Tahun Anggaran 2019, 113 Trayek Angkutan Laut Perintis Disiapkan Optimalkan Jalur Selatan Jawa

:


Oleh Dian Thenniarti, Minggu, 17 Februari 2019 | 19:02 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K


Jakarta, InfoPublik - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla), Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada tahun anggaran 2019 ini menyediakan 113 trayek untuk mengoptimalkan dan meningkatkan konektivitas antar wilayah yang menghubungkan wilayah barat Indonesia hingga wilayah Timur Indonesia melalui penyelenggaraan angkutan laut, salah satunya melalui jalur tol laut Selatan Jawa.

Kasubdit Angkutan Laut Dalam Negeri, Ditjen Hubla Kemenhub, Capt. Budi Mantoro, Sabtu (16/2) menjabarkan, dari total 113 trayek yang ada, 46 trayek diantaranya merupakan penugasan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT. PELNI (Persero), dan 67 Trayek sisanya untuk dilelangkan kepada operator perusahaan pelayaran swasta Indonesia.

Dengan potensi yang dimiliki saat ini, lanjut Capt. Budi, yaitu 113 trayek dengan 41 pelabuhan pangkal pada 23 Propinsi, +/- 500 pelabuhan singgah, disediakan kapal perintis milik negara dengan ukuran 200 GT sampai dengan 2000 GT dengan kapasitas angkut 30.000 penumpang. 17,7 persen melayani kawasan barat Indonesia, dan 82,3 persen kawasan timur Indonesia sangat potensial.

"Hal ini sejalan dengan tujuan dan sasaran penyelenggaraan pelayanan publik angkutan laut perintis, yakni menghubungkan daerah yang masih Tertinggal dan/atau wilayah Terpencil, Terluar, Perbatasan yang belum berkembang dengan daerah yang sudah berkembang atau maju," jelas dia. 

Selain tujuan dan sasaran tersebut, menurut Capt. Budi, yang penting dan menjadi target dari angkutan laut perintis adalah menghubungkan daerah yang moda transportasi lainnya belum memadai, menghubungkan daerah yang secara komersial belum menguntungkan untuk dilayani oleh pelaksana kegiatan angkutan laut, angkutan sungai dan danau, atau angkutan penyeberangan.

"Adapun pelabuhan pangkal Cilacap R. 106 Cilacap, Banyuwangi, Celukan Bawang, lombok Cilacap telah disiapkan untuk masyakarat Cilacap dan sekitarnya," kata Capt. Budi.

Dengan adanya kapal perintis milik negara di pangkalan, menjadi sarana dan prasarana bagi masyarakat wilayah pantai selatan Jawa untuk memanfaatkannya guna mengirim kebutuhan masyarakat, kebutuhan pokok penting, hasil produksi Usaha Kecil Menengah (UKM), hasil pertanian, hasil perkebunan, hasil perikanan, hasil perindustrian, hasil pertambangan.

"Dengan menggunakan kapal 3300 GT yang tersedia pada pangkalan Cilacap, harapan kami dapat memberikan pelayanan kepada stakeholder di wilayah pantai selatan Jawa, dengan kapal dapat memuat muatan yang lebih banyak dibanding dengan menggunakan moda transportasi lainnya," ujar Capt. Budi.

Sebagai informasi, penyelenggaraan pelayanan publik angkutan laut perintis merupakan bagian dari kegiatan Tol Laut. 

Tol Laut adalah Konektivitas laut yang efektif berupa adanya kapal yang melayari secara rutin, dan terjadwal dari Barat sampai ke Timur Indonesia untuk menjangkau dan mendistribusikan logistik ke daerah tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan (3TP), serta menjamin ketersediaan barang dan mengurangi disparitas harga guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Pengembangan pelayanan transportasi laut sebagai tulang punggung distribusi logistik yang menghubungkan wilayah Barat dan Timur Indonesia diharapkan mampu menurunkan biaya logistik sehingga mempercepat pertumbuhan aktivitas ekonomi di wilayah Timur," imbuh Capt. Budi.