Balikpapan Ingin Jadi Role Model OSS

:


Oleh lsma, Jumat, 14 Desember 2018 | 13:28 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 495


Balikpapan, InfoPublik - Walikota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan dalam rangka meningkatkan investasi di Balikpapan, pihaknya menginginkan agar Pemerintah Pusat dapat menjadikan Balikpapan sebagai role model penerapan sistem perizinan Online Single Submition.

"Kenapa Balikpapan ingin jadi role model?, Kalimantan Timur termasuk juga di dalamnya Balikpapan, sudah mulai payah dengan potensi sumber daya alamnya, nah kalau ini tidak dilakukan upaya-upaya, PDB kita bisa merosot, karena itu kita harus mendorong investasi, dan investasi yang kita dorong tentunya tidak lagi investasi SDA, harusnya investasi sektor lain, misalnya pariwisata , perkebunan dan industri turunannya, misalnya kelapa sawit. Dengan menjadi role model OSS, kami berharap banyak investasi yang masuk ke Kaltim ini," kata Rizal dalam acara Sosialisasi Sistem Perizinan OSS di Hotel Gran Senyiur, Balikpapan, Jumat (14/12).

Menurut Rizal, dengan menjadi role model sistem perizinan OSS para investor akan mengetahui lebih banyak potensi-potensi investasi di Kalimantan Timur, khususnya Balikpapan. Tidak hanya potensi SDA, khususnya pertambangan, investor juga diharapkan mengetahui potensi-potensi investasi lainnya, seperti pariwisata.

"Nah, supaya invstor semangat datang ke Kalimantan Timur, maka salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah pelayanan perizinan. Dengan adanya pola-pola yang dikembangkan oleh pemerintah pusat, salah satunya OSS itu akan sangat penting supaya pelayanannya lebih cepat, punya kepastian dan bisa menjadi terobosan bagi Kalimantan Timur, khususnya Balikpapan, supaya investasi bisa tumbuh baik," kata Rizal.

Namun, lanjut Rizal, tidak hanya perizinan, untuk menarik investasi masuk ke Kalimantan Timur, tentunya harus diperhatikan juga mengenai infrastruktur pendukungnya. Jika infrastrukturnya baik, otomatis investor juga akan cepat menanamkan modalnya.

"Perizinan itu kan senidri, harus cepat murah, tapi juga infrastruktur sangat penting, investor masih banyak yang menganggap infrastruktur menjadi bagian dari cost. Mereka mau bangun pabrik tapi jalannya belum baik jadi mereka mau nggak mau harus bangun jalan, jadi cost lagi untuk mereka. Ini yang menjadi pertimbangan juga bagi investor, akibatnya investasi bisa jadi terhambat. Ini juga yang kita keluhkan ke pemerintah pusat, selama ini perhatian terhadap infrastruktur Kalimantan belum sebaik perhatian pemerintah kepada Sumatera atau sekarang wilayah Timur, seperti Papua dan lainnya. Padahal Pemerintah Pusat sadar bahwa Kalimantan Timur itu berpotensi menjadi limpahan investasi dari Jawa," pungkasnya.