2019, Kementan Fokus Tingkatkan Kesejahteraan Petani

:


Oleh Baheramsyah, Rabu, 5 Desember 2018 | 10:47 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 516


Jakarta, InfoPublik - Pada 2019, Kementerian Pertanian (Kementan) fokus pada peningkatan standar produksi, ketimbang jumlah produksi. Hal itu diyakini bisa meningkatkan harga dan menambah kesejahteraan bagi petani.

Staf Ahli Bidang Investasi Pertanian Hari Priyono mengatakan, jika ingin meningkatkan kesejahteraan petani, maka sistem pengelolaan harus mengarah pada standar dan pengelolaan yang sehat. Misalnya dengan melarang budi daya ayam dengan hormon. "Yang paling penting bicara standar. Kondisi saat ini petani masih jauh dari standar. Jaminan petani tidak ada, ada modal maka pupuk sesuai standar, kalau enggak ada yah enggak sesuai standar. Akan sulit perusahaan pakan serap jagung kalau seperti ini," katanya saat membuka diskusi  Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bertema Outlook Agribisnis 2018 dan Proyeksi 2019 di Gedung PIA Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (4/12).

Sementara dari sisi ekspor.Ia menilai, tidak bisa dilihat hitam putih. Ekspor produk-produk Indonesia ke Eropa dan Amerika Serikat (AS) tidak bisa dilihat melulu dari sisi bisnis dan perdagangan. Ia juga menekankan ada aspek sejarahnya. Negara-negara di Afrika akan lebih mudah mengekspor ke Eropa ketimbang AS. Hal itu terjadi karena negara-negara tersebut masih terhubung dalam persemakmuran (commonwealth).

Kemudian, standar produk pertanian juga sangat menentukan ke depannya. Saat ini, kesadaran konsumen akan kesehatan kian tinggi. Maka konsumen menuntut produk yang higienis meski harga tinggi. Karena itu, tidak heran bila banyak produk organik yang laris manis di pasar meski harga selangit. "Ini tidak mudah kita terapkan ke petani kita dengan segala keterbatasan,"imbuhnya.

Untuk itu, ia mengatakan, Kemtan akan berupaya melakukan perbaikan untuk mendorong produk-produk pertanian menjadi produk yang memenuhi standar kesehatan. Untuk itu, Kemtan juga akan melakukan perbaikan khususnya dalam mempermudah perizinan dalam pengembangan produk pertanian di dalam negeri.

Sementara Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono menambahkan, pihaknya berupaya meningkatkan kualitas produksi pertanian melalui beberapa instrumen. Salah satunya dengan membagikan bantuan peralatan dan mesin pertanian (alsintan) seperti pompa, traktor, dan Rice Milling Unit (RMU).

"Instrumen-instrumen hilirisasi itu yang akan jadi kebijakan kita. Salah satunya untuk beras kita tingkatkan, di tahun ini saja ada 1.000 dryer yang sudah diberikan. Kita kombinasikan dryer ini dengan RMU dan diberikan ke gabungan kelompok tani (Gapoktan)," katanya.

Dengan begitu, Kasdi berharap pendapatan petani jadi meningkat. Sebab, dia mengatakan, setiap kali petani yang datang padanya justru bukan meminta benih atau pupuk gratis, tapi meminta harga jual yang lebih tinggi.

"Karena itu, kita akan fokus sekali untuk meningkatkan pendapatan petani dengan memperbaiki kualitas produksi pertanian," tambahnya.

Berdasarkan data Kementan, Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) di tahun 2017 sebesar 110,24. Di tahun 2018, angka ini meningkat menjadi 111,77. Kementan sendiri menargetkan mampu mencapai NTUP di tahun 2019 sebesar 112,93.