Mentan dan Dirut Bulog Pantau Harga Beras di Dua Pasar Induk

:


Oleh Baheramsyah, Kamis, 8 November 2018 | 18:35 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 393


Jakarta,InfoPublik - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) pantau harga beras di dua lokasi, yakni pasar Kramat Jati dan Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta, Kamis (8/11). Kunjungan pertama dilakukan ke pasar Kramat Jati Kemudian dilanjutkan kunjungan ke PIBC.

Selain itu hadir pula Direktur Utama Food Station Arief Prasetyo Adi, Direktur Pengadaan Perum Bulog Bacthiar, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Tri Wahyudi Saleh, dan Kepala Satgas Pangan Setyo Waseso, serta Kepala Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi.

Mentan Amran mengklaim kenaikan harga beras kualitas medium merupakan anomali, karena stok beras di gudang milik Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) dianggap cukup.

Padahal, pengelola PIBC mengungkapkan mayoritas pasokan beras di pasar induk atau mencapai 80 persen merupakan beras dengan kualitas premium. Sedangkan sisanya baru beras medium atau hanya 20 persen.

 Amran bersikeras tak ada alasan bagi penjual untuk mengerek harga beras kualitas medium layaknya beras premium. Amran menyebut stok beras di PIBC saat ini sebanyak 50 ribu ton dan Bulog sebanyak 2,7 juta ton.

"Stok 50 ribu ton itu lebih dari cukup, biasanya standarnya 20 ribu ton. Jadi ya tidak ada alasan harga naik," tuturnya.

Menurut Amran, harga beras kualitas medium masih sekitar Rp8.500 per kilogram (kg). Selanjutnya, masa panen pada Januari 2019 mendatang juga akan menambah stok beras.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur PIBC Arief Prasetyo Adi mengungkapkan pasokan beras masih cukup stabil, khususnya di DKI Jakarta. Hanya saja, mayoritas pasokan beras merupakan beras dengan kualitas premium, atau sebanyak 80 persen. Artinya, hanya ada 20 persen beras medium di PIBC.

Untuk mengantisipasi kenaikan harga beras, PIBC berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian, Bulog, dan Kementerian Perdagangan untuk menyelenggarakan operasi pasar (OP).

"Ini bukan masalah produksi, di sini tidak ada kekurangan," ujar Arief.

Sebelumnya, Arief mengakui harga beras medium di PIBC sempat menyentuh Rp9.200 per kg. Padahal, normalnya hanya Rp8.600-Rp8.700 per kg. Surat pengajuan untuk guyuran beras medium pun sudah tersampaikan ke Bulog dan prosesnya sudah sampai di Kementerian Perdagangan.

Sementara itu, merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) per Oktober 2018 harga beras grosir naik 0,22 persen dan beras eceran naik 0,24 persen. Ini sejalan dengan kenaikan harga gabah kering panen (GKP) sebesar 0,98 persen dan harga gabah kering giling (GKG) naik 1,26 persen.