Presiden Joko Widodo Akan Resmikan Bandara APT Pranoto Samarinda

:


Oleh Untung S, Sabtu, 20 Oktober 2018 | 11:59 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K


Samarinda, InfoPublik-Presiden Joko Widodo pada 25 Oktober 2018 mendatang direncanakan akan meresmikan pengoperasian Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda, sebagai pengganti dari Bandara Temindung yang telah berhenti operasi sejak 23 Mei 2018.

Kantor Cabang Pembantu Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) Samarinda atau AirNav Indonesia, Rora Ardian, dalam acara Tower Visit media nasional yang berlangsung 18-19 Oktober 2018 lalu mengatakan pihaknya sudah mengadakan rapat koordinasi secara intens sejak Bandara APT Pranoto ini beroperasi pada 24 Mei 2018, "Bersama Bapak Gubernur Kaltim juga sudah memastikan kami sebagai pelaksana dilapangan siap 100 persen, terutama AirNav sebagai penyedia pelayanan navigasi penerbangan," katanya.

Rora Ardian berharap dengan peresmian yang dilakukan Presiden Joko Widodo nantinya, makin mempercepat proses finishing penyelesaikan seluruh proyek Bandara APT Pranoto sehingga bisa memberikan pelayanan kepada pengguna jasa bandara lebih maksimal, serta berefek pada pertumbuhan perekonomian Samarinda khususnya dan Kalimantan Timur pada umumnya.

AirNav sendiri menurut Rora Ardian sudah sangat-sangat siap 100 persen dalam penyediaan pelayanan navigasi penerbangan, meski saat ini baru melayani Aerodrome Control Tower (ACT), karena kondisi landasan pacu yang baru belum maksimal bisa digunakan karena masih proses finishing guna memenuhi seluruh standar dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

Ia mengungkapkan ACT itu telah dilengkapi oleh berbagai alat telekomunikasi dan navigasi seperti VHF Ground to Air 122,4 Mhz, VFH Ground to Air Transceiver 122,4 Mhz, HF (SSB) Ground to Ground 5340 Khz, HT Ground to Air 122,4 Mhz, UHF Ground to Ground 434,850 Mhz, Voice Recording, NDB Portable, ATIS, dan AFTN Telemetris.

AirNav Samarinda juga didukung Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan bersertifikat kompetensi keahlian bidangnya masing-masing, mulai Air Traffic Controller (ATC) hingga teknisi yanh berjumlah 16 orang terdiri dari 10 orang Air Traffic Controller, satu orang Air Traffic Services Reporting Office, dan lima orang Teknik CNS & ESS.

Sementara bangunan Tower sendiri sudah dilengkapi dengan Direct Speech, Weather System, Masterclock, Gunlight, Binocular, Uninterruptable Power Supply (UPS), Pendingin Ruangan dan peralatan (AC), Fire Suppression dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Elevator, PABX, Penangkal Petir dan Grounding System, Fasilitas Ground Water Tank, ruang istirahat, yang semua berstandar internasional.

Meski landasan pacu APT Pranoto yang sudah terbangun sepanjang 2.250 meter x 45 m dengan PCN 56 menurut Rora pihaknya baru bisa memggunakan sepanjang 800 meter karena sebagian tanah di pinggir landasan belum memenuhi persyaratan dari Direktorak Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan. Saat ini konsorsium proyek Bandara APT Pranoto masih terus menyelesaikan agar sesuai standar operasi.

"Hal ini pula yang membuat kami belum memasang alat navigasi seperti Instrumen Landing System (ILS), jika runway sudah sepenuhnya clear sepanjang 2.250 meter, sudah dipastikan pesawat jes sejenis Boing 737 series bisa mendarat dan kami layani penuh di sini, begitu pula peralatan navigasi modern lainnya sudah 100 persen kami siapkan, tinggal pasang saja saat semua proyek sisi udara selesai," jelas Rora.

Rora juga menuturkan bandara ini sangat strategis beroperasi bersama Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Balikpapan. Ada beberapa rute komersial potensial yang bisa dilayani diantaranya rute domestik yaitu dari Samarinda menuju Jakarta, Surabaya, Palangkaraya, Banjarmasin, Makassar dan Mamuju. Sedangkan rute internasional adalah ke Kuala Lumpur, Kuching, Kinibalu, Brunei Darussalam dan Singapura.

Untuk diketahui Bandara APT Pranoto dibangun oleh Pemprov Kalimantan Timur sejak 2011 dan selesai pada 2017. Kemudian pada awal tahun 2018 diserahkan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan untuk dioperasikan dan dikembangkan lebih lanjut melalui Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Temindung.

Ditjen Perhubungan Udara sejak awal tahun 2018 ini sudah melakukan beberapa kegiatan tambahan untuk memastikan standar keselamatan, keamanan dan kenyamanan pelayanan di bandara terpenuhi sesuai dengan annex 14 ICAO dan Peraturan Keselamatan penerbangan Sipil part 139 tentang Aerodromes. Beberapa kegiatan tambahan tersebut di antaranya pembuatan “runway strip”, landscap dan pemagaran kompleks bandara, guna menjamin keamanan dan keselamatan penerbangan.