Keberagaman Budaya Jadi Penggerak Pariwisata Banyuwangi

:


Oleh Untung S, Senin, 24 September 2018 | 08:11 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 785


Banyuwangi, InfoPublik - Pariwisata merupakan alat penggerak perekonomian masyarakat serta bisa mengarahkan kebudayaan masyarakat menjadi lebih baik sehingga keadaan kota lebih tertata. Hal inilah yang terjadi pada daerah yang pariwisatanya dikembangkan dengan baik, salah satunya Banyuwangi.

"Pariwisata bukan hanya mendatangkan pendapatan, lebih dari itu pariwisata menggerakan budaya menjadi lebih baik. Pantai lebih bersih, keamanan terjaga, konservasi berjalan. Kalau dulu budaya tidak banyak dilirik, sekarang budaya di Banyuwangi menjadi alat konsolidasi," kata Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas dalam sambutannya pada acara Kebo-keboan di Desa Alasmalang Kecamatan Singojuruh Banyuwangi, yang juga dihadiri Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI, Hilmar Farid, serta Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Pariwisata, Guntur Sakti, Minggu (23/9).

Anas menjelaskan, salah satu festival Banyuwangi yang berhasil adalah Festival Gandrung Banyuwangi karena festival ini dilakukan tanpa bantuan event organizer dan melibatkan 2000 orang penari. “Dalam event tersebut, bukan hanya desain yang diperhatikan, tapi bagaimana event tersebut bisa melibatkan seluruh masyarakat dengan menampilkan keunikan daerahnya,” ujarnya.

Senada dengan itu, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata mengapresiasi keberhasilan Banyuwangi dalam memajukan pariwisata. Minggu ini, ada dua event besar Banyuwangi yang diselenggarakan yaitu Jazz Ijen 2018 pada 22 September 2018 di Amfiteater Taman Gandrung Terakota Jiwa Jawa Resort Ijen dan upacara Adat Kebo-Keboan di Alasmalang pada 23 September 2018.

Kedua event tersebut bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengemas atraksi pariwisata dengan mengangkat seni dan budaya khas daerah. Hal ini berlaku seperti yang kerap diucapkan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, alam semakin dilestarikan semakin mensejahterakan.

"Kami membawa beberapa media yang tergabung dalam Forum Wartawan Pariwisata dengan tujuan untuk turut mempublikasikan pariwisata Banyuwangi dan perkembangan 3A-nya (Aksesibilitas, Atraksi dan Amenitas)," sambung Guntur Sakti.

Banyuwangi menjadi tempat dimana disini menjadi enzim growth untuk pertumbuhan ekonomi. Target devisa 2019 yaitu 280 triliun rupiah dengan sumbangan 5,5 perse  terhadap PDB. Posisi daya saing pariwisa juga terus meningkat. Hal ini merupakan perkembangan baik bagi pariwisata. "Terimakasih pada semua pihak yang telah bekerjasama untuk memajukan pariwisata," tutup Guntur Sakti.

Kegiatan ini merupakan rangkaian acara Press Tour Forum Wartawan Pariwisata 2018 yang rutin diadakan setiap tahun sebagai program kerja Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata. Press Tour Forwapar ini bertujuan mempublikasikan destinasi dan event unggulan daerah agar semakin dikenal.

Sementara itu, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI, Hilmar Farid dalam sambutannya mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi dan tertarik dengan event budaya ini. Ia menilai warga Alasmalang berhasil menjaga dan melestarikan tradisi turun temurun ini.

"Saya salut, warga berhasil melestarikan, bahkan semua swadaya dan bergerak bersama. Satu kata untuk Alasmalang, hebat," kata Hilmar.

Menurutnya, Banyuwangi telah berhasil membuat event sederhana menjadi sangat luar biasa, karena menggabungkan pariwisata, sosial, pendidikan dan tentunya kebudayaan.(MC.Jatim/Eyv)