Moyo Tambora Sail Indonesia ke 10

:


Oleh Wawan Budiyanto, Minggu, 9 September 2018 | 16:23 WIB - Redaktur: Juli - 524


Sumbawa, InfoPublik - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, Sail Moyo Tambora 2018 di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan Sail ke-10 dari Rangkaian Sail Indonesia yang pernah dilaksanakan sejak Sail pertama di Bunaken-Manado pada 2009.

Menurutnya, Sail Indonesia dilaksanakan pada awalnya bertujuan untuk mempercepat pembangunan daerah-daerah tertinggal di Indonesia, akan tetapi seiring perkembangannya, dimulai Sail Sabang 2017, penyelenggaraan Sail lebih ditekankan pada upaya pengembangan destinasi wisata, termasuk Sail Moyo Tambora 2018 saat ini.

"Sesuai dengan arahan Bapak Presiden pada Sail Selat Karimata 2016. Kita semua tahu bahwa NTB merupakan salah satu daerah yang memiliki kekayaan bahari yang melimpah. Sehingga sangat tepat jika NTB menggelar Sail Moyo Tambora 2018 sebagai event bahari bertaraf internasional," kata Luhut dalam sambutannya pada Puncak Sail Moyo Tambora 2018 di Labuhan Badas, Minggu (9/9).

Ditambahkan Luhut, destinasi wisata di NTB sudah menjadi Destinasi Prioritas Nasional. Sumbawa layak dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan Sail Moyo Tambora 2018, sebab pesona Pulau Moyo di perairan Sumbawa sudah sangat terkenal di dunia.

"Pernah dengar kalau Mendiang Lady Diana pernah berlibur di pulau Moyo? Ada juga artis legendaris Mc Jagger, dan sejumlah pesohor dunia pernah juga ke sana. Artinya Moyo sudah mendunia," sebutnya.

Selain itu, kawasan Gunung Tambora juga sudah dikenal luas. Letusan gunung berapi ini pada 1815 silam, bahkan sampai mengubah iklim di sebagian belahan bumi. Dua ikon ini sangat tepat untuk mendorong promosi potensi wisata lainnya di Sumbawa.

Perhelatan Sail MoyoTambora 2018 juga menjadi awal dari recovery pariwisata Lombok dan Sumbawa pasca gempa yang menerpa NTB secara beruntun dalam beberapa waktu terakhir.

"Untuk itu saya mengapresiasi atas terselenggaranya event ini, yang juga diisi dengan rangkaian kegiatan amal dan bakti sosial, sehingga dapat membangkitkan kembali semangat dan mengurangi beban saudara-saudara kita yang terdampak gempa," jelasnya.

Seperti diketahui Sail Indonesia pertama kali diselenggarakan pada 2009 di Bunaken, 2010 di Banda, 2011 di Wakatobi-Belitung, 2012 di Morotai, 2013 di Komodo, 2014 di Raja Ampat, 2015 di Tomini, 2016 di Karimata, 2017 di Sabang, dan 2018 di Moyo Tambora. Masing-masing sail menampilkan keunikannya tersendiri.