Mamang Dedy, Penjual Es Cendol Mencoba Keberuntungan di Kota Waisai

:


Oleh MC KAB RAJA AMPAT, Rabu, 11 Maret 2020 | 09:13 WIB - Redaktur: Yudi Rahmat - 4K


Raja Ampat, InfoPublik – Hidup merupakan sebuah perjuangan dan setiap orang memiliki caranya tersendiri dalam mempertahankan keberlangsungan hidupnya.

Hidup berada atau kaya raya tak selamanya diraih dengan pekerjaan-pekerjaan yang istimewa dan pekerjaan yang memiliki derajat sosial tinggi dalam kehidupan masyarakat, tetapi keuletan dan kemampuan manusia untuk memanfaatkan peluang-peluang sederhana disekitarnya demi mempertahankan hidup sebagai makluk yang bekerja (homo creator).

Inilah yang dilakukan Mamang Dedy, penjual es cendol keliling di Kota Waisai, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Lelaki parubaya yang kini berusia 52 tahun ini mendorong gerobaknya keluar masuk lorong dan menepi disetiap keramaian di kota yang dijuluki Kota Bahari tersebut.  

Kerja keras dan upaya Dedy, sapaan Mamang Dedy untuk mencoba keberuntungan dalam  mengasapi dapur rumah tanggannya dengan menjual es cendol. Es Cendol yang dijajakan Mamang Dedy adalah Es Cendol Bandung, sesuai dengan daerah asalnya, tepatnya Garut Jawa Barat.

“Saya merantau kesini (Raja Ampat, red) sejak tahun 2012 dan menjual es cendol keliling di Kota Waisai hingga saat ini,” ujar Mamang Dedy, begitu ia disapaa, saat ditemui Jurnalis Media Center Raja Ampat di  Jl. Frans Kaisepo, Kota Waisai, Kabupaten Raja Ampat, Selasa (10/3/2020).

Di Kota Waisai, Mamang Dedy tinggal sendirian. Ia rela meninggalkan sanak saudara dan istri di kampung halaman dan berjualan cendol demi menghidupi masa depan keluarganya yang sangat membutuhkan biaya ekonomi.“Escendol ini terdiri dari cendol, gula merah yang dicairkan, santan kelapa, jell atau agar-agar, susu kaleng yang di campurkan dengan esbatu dan dijual dengan harga Rp5 ribu per bungkus,” kisahnya.

Setiap hari ia menjual es cendol dari Bundaran Poslantas Raja Ampat berjalan kaki melintasi Kota Waisai  sampai di Pertigaan Jl. Frans Kaisepo, Keluran Sapordanco, Kota Waisai.

Dirinya tak lupa menyinggahi setiap sekolah di Kota Waisai. Dirinya memakirkan gerobak jualan sambil menuggu siswa atau para pembeli lainnya. Begitu hariannya, Mamang Dedy. Dirinya juga mengisahkan setiap hari pengahasilan rata-rata dalam mencapai Rp200.000 sampai dengan Rp500.000. Dan kendala dagangannya hanya tergantung musim.  “jika musim hujan datang terkadang sepi tetapi jika musim panas alhamdulillah kadang habis,” kisahnya seraya melayani pembeli.

Sejumlah warga Kota Waisai, Raja Ampat menyukai es cendol jualan Mamang Dedy. Bambang, misalnya, salah satu warga Kota Waisai saat ditemui terpisah mengaku hampir setiap hari diring membeli es cendol milik Mamang Dedy.  (M.Yusup/Ptr/MC Raja Ampat)