Nongkrong" ala Kedai HO'O2

:


Oleh MC KAB BALANGAN, Sabtu, 19 Mei 2018 | 06:00 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 1K


Paringin, InfoPublik – Kafe biasanya menjadi tempat favorit para remaja untuk bersantai. Tak hanya remaja sesungguhnya, orang tuapun tak sedikit yang senang berlama-lama berada di sebuah kafe. Selain karena beragamnya pilihan makanan yang "ala-ala" luar negeri, di tempat ini juga biasanya pengunjung bebas berselancar di dunia maya karena layanan internet gratis. Belum lagi desain ruangan yang menarik menjadikan banyak cafe dijadikan lokasi berswafoto untuk dipajang di media sosial.

Layanan internet gratis menjadi salah satu daya tarik pengunjung menjatuhkan pilihannya "nongkrong" di kafe mana. Istilahnya, dimana ada internet gratis, di sana ada muda-mudi "ngumpul". Bagi pemilik kafe, internet gratis adalah bagian dari pelayanan publik.

Baru-baru ini, di Paringin, Ibu Kota Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, tepatnya di Jalan Tepian Kelurahan Paringin Kota, berdiri sebuah kafe yang mengusung konsep berbeda, no free Wi-Fi! only book.

Namanya pun tidak berlabel cafe, tapi kedai bertajuk HO’2C (Hanging Out City Center). Desain ruangan tetap menarik perhatian para penyuka swafoto, tapi selebihnya, di kedai ini hanya ada buku-buku pengetahuan penambah wawasan. Pengunjungpun diharapkan untuk tidak menggunakan telepon genggam jika "nongkrong" di kedai ini.

Zaki Mubarak, pemilik kedai HO’2C, saat ditemui Kamis (17/5/2018) mengakui bahwa konsep dalam membangun kedainya memang pendidikan dan sosial. Pengunjung bisa memanfaat keberadaan banyak buku pajangan, sekaligus melakukan interaksi sosial dengan teman yang datang bersama, atau bahkan pengunjung lain. Bukan asik sendiri bermain dengan gudget.

“Jadi kami sangat menjunjung tinggi asas bersosialisasi, bahkan kalau bisa para pelanggan yang masuk area sini dilarang untuk menggunakan handphone, semuanya harus bersosialisasi dan berdiskusi,” ungkapnya.

Menjunjung konsep ini bukan tanpa alasan. Rian, partner Zaki menambahkan, tidak seperti di kota besar, bisnis kafe di Kabupaten Balangan masih sepi, maka wujudnya sangat jarang ditemui bahkan hampir tidak ada.

Sebelumnya Rian pernah mendirikan sebuah kafe, dengan mengandalkan Wi-Fi dan konsep dekorasi yang itu-itu saja. Tak ayal, bisnisnya hanya ramai pada satu tahun pertama, memasuki tahun kedua sepi pengunjung, hingga akhirnya tutup. “Tipikal pemuda-pemudi di sini selalu ingin mencoba hal yang baru. Kalau konsep cafenya begitu-begitu saja, tamat!,” tukasnya.

Sementara itu, Janu salah seorang pengunjung menilai, konsep yang diusung HO’2C bagus, namun dia berharap harus ada konsistensi dan punya inovasi-inovasi. “Konsepnya menarik. Namun kan tidak semua orang suka mengobrol, ada yang hanya ingin menyendiri misalnya. Bagusnya jika ditambah hiburan lain seperti musik hidup,” saran Janu. (MC Balangan/way/me/TR)