Update Gempa Majene: 8 Meninggal dan 15 Ribu Orang Mengungsi

:


Oleh Jhon Rico, Jumat, 15 Januari 2021 | 12:52 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 324


Jakarta, InfoPublik - Korban meninggal dunia akibat gempa di Majene, Sulawesi Barat bertambah menjadi 8 orang. Sebanyak 15 ribu warga pun mengungsi akibat bencana tersebut.

"Update Jumat 15 Januari 2020 Pukul 11.10 WIB. Korban jiwa Kabupten Majene 8 orang (MD), kurang lebih 637 orang luka-luka, kurang lebih 15.000 orang mengungsi," demikian bunyi keterangan resmi Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diterima InfoPublik, Jumat (15/1/2021),

Terdapat 10 titik pengungsian yakni di Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, Desa Limbua di Kecamatan Ulumanda dan Kecamatan Malunda dan Kecamatan Sendana. 

Gempa di Majene ini turut menghancurkan sejumlah bangunan di Kabupaten Mamuju diantaranya, Hotel Maleo (rusak berat), kantor Gubernur Sulbar (rusak berat), rumah warga rusak (masih pendataan), RSUD Mamuju (rusak berat), 1 minimarket (rusak berat), jaringan listrik padam dan komunikasi selular terputus-putus/tidak stabil.

Gempa juga mengakibatkan longsor di 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju (akses jalan terputus), 62 unit rumah rusak (data sementara), 1 unit Puskesmas rusak berat dan 1 kantor danramil Malunda rusak.

Sejumlah upaya telah dikerahkan seperti BPBD Kabupaten Majene, Kabupate Mamuju dan Kabupaten Polewali Mandar melakukan pendataan dan mendirikan tempat pengungsian.

BPBD setempat pun telah melakukan koordinasi dengan TNI - Polri, Basarnas, relawan dan instansi terkait lainnya.

Adapun kebutuhan mendesak di antaranya sembako, selimut, tikar, tenda pengungsi, pelayanan medis, terpal, alat berat/excavator, alat komunikasi, makanan pokok atau siap saji, masker , obat-obatan, vitamin, dan lain-lain.

Presiden Joko Widodo juga telah menginstruksikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo dan Menteri Sosial Tri Rismaharini untuk meninjau langsung lokasi gempa di Majene, Sulawesi Barat.

Menteri Sosial Tri Rismaharini pun telah memerintahkan jajarannya untuk secepatnya mengirimkan personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) wilayah sekitarnya, Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP), serta menyalurkan berbagai bantuan logistik menyusul gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 6,2 yang mengguncang Majene dan Mamuju, propinsi Sulwesi Barat. 

"Bantuan logistik sudah dalam perjalanan menuju lokasi terdampak gempa. Tim LDP melaporkan bahwa mereka juga sudah bergerak. Kita upayakan bantuan secepat-cepatnya untuk penanganan warga terdampak gempa," jelas Risma dalam siaran persnya, Jumat (15/1/2021)

Risma menambahkan untuk pertolongan pertama, Taruna Siaga Bencana (Tagana) setempat telah melakukan evakuasi bersama BPBD dan TNI-Polri. Bantuan logistik seperti matras, tenda, perlengkapan anak, perlengkapan lansia, makanan siap saji, dan lainnya dikirimkan bertahap mulai pagi ini. 

"Semua logistik di gudang Sulbar dikeluarkan untuk membantu masyarakat. Dapur umum akan didirikan di titik pengungsian. Segera kami informasikan updatenya. Satu unit mobil dapur umum bisa memasak sampai 2000 nasi bungkus dalam satu kali masak, sehingga dalam sehari bisa menghasilkan 6000 nasi bungkus.,” tambah Risma. 

Risma menegaskan pemerintah akan memberikan santunan kepada korban yang meninggal dunia. 

"Datanya akan terus kami perbarui karena tim masih terus melakukan pendataan. Sesuai SOP, untuk korban meninggal akan mendapat santunan Rp15 juta per orang yang diserahkan kepada ahli waris. Namun ini tentunya akan diserahkan menunggu seluruh data masuk," pungkas mantan Walikota Surabaya ini. 

Rencananya, Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos M Safii Nasution akan memimpin tim menuju lokasi gempa untuk melakukan identifikasi kebutuhan fan berkoordinasi dengan pemda setempat. (Foto: dok. Basarnas).