Dua Jembatan di Kabupaten Seluma Rusak Berat Diterjang Banjir

:


Oleh Jhon Rico, Selasa, 6 Oktober 2020 | 16:22 WIB - Redaktur: Isma - 427


Jakarta, InfoPublik - Banjir yang terjadi Senin (5/10/2020) di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, mengakibatkan dua jembatan rusak berat. Salah satu jembatan yang rusak menghubungkan antar desa.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Seluma, Selasa 6 Oktober 2020, pukul 06.25 WIB mencatat sejumlah kerugian material.

"Sebanyak 47 unit rumah warga terendam, 19 rumah mengalami rusak ringan dan 18 lainnya rusak berat. Sedangkan kerusakan lain, BPBD mengidentifikasi fasilitas umum 3 unit rusak ringan," ujar dia dalam keterangan resminya, Selasa (6/10/2020).

Selain berdampak pada kerugian material, banjir juga berdampak pada 133 jiwa warga setempat. Banjir masih mengenangi sejumlah titik dengan ketinggian berbeda antara 1 hingga 1,5 meter.

Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Seluma masih berkoordinasi dengan aparat desa setempat dan instansi terkait untuk penanganan darurat banjir. BPBD melaporkan kondisi mutakhir cuaca pagi ini masih hujan dengan intensitas ringan. 

Hujan dengan intensitas tinggi, Senin (5/10/2020) sejak pukul 15.00 WIB hingga 22.00 WIB memicu banjir di Desa Air Keruh, Kecamatan Ulu Talo, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu. Intensitas hujan tersebut telah diprediksikan oleh Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya. 

Selain itu, BMKG juga mengeluarkan informasi seputar prakiraan cuaca yang sama di sejumlah wilayah di Indonesia pada hari ini, Selasa (6/10) meliputi Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.

Kabupaten dengan luas sekitar 4.128 km² merupakan wilayah dengan risiko bahaya banjir dengan kategori kelas sedang hingga tinggi. Berdasarkan analisis InaRISK, sebanyak 13 kecamatan berada pada potensi bahaya tersebut dengan populasi terpapar sekitar 46.128 jiwa. 

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta agar pemangku kebijakan dan masyarakat di daerah dapat melakukan upaya pencegahan dan mitigasi bencana dan segera mengambil tindakan yang dianggap perlu dalam kaitan pengurangan risiko bencana. (Foto: dok. BNPB).