Solusi Permanen akan Diambil Atasi Banjir dan Longsor di Bogor

:


Oleh Jhon Rico, Minggu, 19 Januari 2020 | 20:31 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 679


Jakarta, InfoPublik- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo, Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Pol Gatot Eddy Pramono dan Bupati Bogor Ade Yasin meninjau lokasi longsor di wilayah Kabupaten Bogor, Sabtu (18/1/2020).

Helikopter berangkat dari Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta pukul 08.00 WIB dan kembali lagi pada pukul 11.00 WIB.

Tujuan utama peninjauan adalah untuk mengetahui penyebab utama bencana banjir dan longsor. Dari tinjauan diketahui bahwa penyebab banjir dan longsor adalah kerusakan ekosisten akibat penebangan pohon sehingga gundul dan mudah longsor, apalagi banyak daerah dengan kelerengan curam.

Penyebab lain adalah penambangan ilegal, dari udara terlihat ratusan tenda biru milik para penambang ilegal. Penambang menggunakan merkuri yang juga menyebabkan pencemaran logam berat yang berbahaya bagi manusia. 

Banjir dan longsor sudah sering terjadi di wilayah tersebut dan awal tahun 2020 ini merupakan bencana terbesar. Jika tidak ada perbaikan ekosistem maka akan terus menjadi ancaman bencana banjir dan longsor yang permanen.

Kepala BNPB mengatakan bahwa ancamannya permanen maka solusinya harus permanen juga. "Solusi permanen yang akan diambil adalah pengembalian kawasan konservasi di hulu dan pelarangan penambangan liar serta peningkatan mata pencaharian penduduk," kata dia.

Untuk menindak lanjuti maka akan dibentuk satgas bersama yang difasilitasi oleh BNPB dan melibatkan semua stake holder terkait. 

BNPB pun telah melakukan pemetaan longsor di Kabupaten Bogor menggunakan pesawat tanpa awak atau drone. Pemetaan dilakukan usai lahan-lahan di Bogor diterjang banjir bandang yang berakibat longsor pada awal Januari 2020.

Peristiwa bencana tanah longsor yang terjadi di wilayah Kabupaten Bogor pada awal Januari 2020 mencakup wilayah yang sangat luas. Lokasi longsor tersebar di beberapa titik dan daerah yang terdampak bencana rusak parah.

Target dan misi pemetaan udara kali ini adalah memetakan kurang lebih 1.800 hektar, di Desa Pasir Madang yang merupakan salah satu desa terparah yang terkena dampak bencana.

Kedepannya, hasil pemetaan ini diharapkan dapat diproses dan dianalisis lebih lanjut untuk membantu proses pengambilan keputusan terkait pasca bencana tanah longsor.

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, BNPB menanam Vetiver mencegah terjadinya longsor. Vetiver sebagai pengikat tanah untuk jangka pendek. Dua, tanaman keras khas Jawa Barat yang memiliki nilai ekologis sebagai penahan longsor sekaligus paru-paru bumi, serta tanaman yang bernilai ekonomis.

Tiga, tanaman jangka pendek seperti Porang dan Kapulaga yang tidak memerlukan waktu lama bisa dipanen masyarakat. Selain itu, ada juga tim yang menyiapkan bibit siap tanam dan melakukan pelatihan serta sosialisasi.

Vetiver sebagai pengikat tanah bisa dilakukan tanaman sejenis sereh wangi yang akarnya kuat dan kencang seperti kawat baja, mencengkram tanah serta menahan longsor. Sementara tanaman porang sejenis umbi-umbian, punya nilai ekonomis untuk masyarakat.