BNPB Ajak Semua Komponen Cegah dan Hentikan Karhutla di Riau

:


Oleh Jhon Rico, Jumat, 2 Agustus 2019 | 13:46 WIB - Redaktur: Juli - 507


Jakarta, InfoPublik - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengajak dan mengimbau semua komponen untuk menghentikan kebakaran hutan dan lahan (karthutla) di wilayah Riau.

Hal Ini disampaikan Doni sebelum berkunjung ke Desa Sungai Tohor, Kabupaten Meranti, Riau, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Jumat (2/8/2019).

Menurut Doni, pencegahan secara maksimal jauh lebih baik dan efektif daripada pemadaman. Hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo beberapa waktu lalu. Menurut dia, apabila sudah terjadi kebakaran, dampak yang besar akan memengaruhi segala aspek kehidupan baik sosial, kesehatan, maupun keamanan.

Di samping itu, Doni yang didampingi Gubernur Riau Syamsuar menyampaikan perlunya pemerintah hadir di tengah masyarakat. “Rajin ini perlu ada kemauan keras untuk pejabat daerah, untuk turun ke masyarakat dan bahkan tidur di tengah masyarakat,” kata Doni.

“Temuilah rakyatmu, hiduplah bersama mereka. Mulailah dengan apa yang mereka miliki," sambung Doni.

Kebakaran hutan dan lahan di wilayah Riau ini tentu akan berdampak kepada masyarakat Riau itu sendiri.

Doni mengimbau masyarakat Riau untuk tergerak hatinya dalam permasalahan karhutla ini, karena dampak akibat asap karhutla yang terjadi setiap tahun sangat besar.

Doni menyampaikan bahwa kasus kenaikan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) jangan seperti pada  2015 lalu. “Energi sebagai bangsa jangan hanya tersedot untuk urusan kebakaran hutan dan lahan saja," ujar dia.

Doni yang didampingi Kepala Badan Restorasi Gambut Nazir Foead, juga melakukan kunjungan dengan tujuan mengajak semua elemen baik Forkopimda, dunia usaha, perguruan tinggi, masyarakat dan media massa untuk saling mengingatkan bahaya karhutla.

Bencana yang marak terjadi akibat ulah manusia tidak hanya merugikan manusia tetapi juga ekosistem alam Riau. Doni menegaskan bahwa urusan karhutla merupakan urusan kita semua.

Dia juga mengajak relawan untuk bekerja sama dan memberikan masukan sehingga penanganan karhutla berlangsung efektif. 

Di sisi lain, menurut dia, perguruan tinggi juga berperan penting khususnya terkait dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi pada aspek penelitian dan pengabdian masyarakat.

Doni mencontohkan dengan beberapa kelompok masyarakat yang berhasil dalam pemberdayaan ekonomi dan diharapkan untuk tidak ada lagi asap. Demikian juga upaya-upaya yang telah dilakukan oleh BRG untuk dapat dikenalkan kepada masyarakat.

Ia menyatakan bahwa semangat dari Gubernur Riau bahwa ‘Riau tanpa asap’ perlu didukung oleh semua pihak. “Perlu ada kerja keras dan semangat serta kerja sama. Saya yakin bisa, kita mengajak mereka yang masih membakar di wilayah tertentu (teridentifikasi karhutla) untuk sadar," kata dia.

Menurut dia, banyak pendekatan seperti sosiologi, antropologi, agama dan lainnya yang dapat dilakukan untuk menyadarkan semua pihak.

Doni mengilustrasikan dengan dampak karhutla itu bahwa masyarakat Riau yang berjumlah sekitar 6,3 juta, tidak mungkin untuk pindah ke planet lain atau provinsi lain. Oleh karena itu, dia berharap alam dapat dijaga bersama-sama.

Doni juga mendukung strategi yang telah dilakukan oleh Posko. Di mana BNPB dan kementerian/lembaga terkait menegaskan akan selalu mendukung operasi pemadaman karhutla di Riau. Saat ini 17 helikopter dan 1 pesawat teknologi modifikasi cuaca beroperasi di Riau.

Terkait dengan strategi pemadaman, Doni memberikan arahan apabila membutuhkan pengerahan personel, itu segera dilakukan. Apabila di Pelelawan di bagian hulu bertambah potensi karhutla, personel segera harus digeser.

Demikian juga apabila diperlukan penambahan personel untuk operasi pemadaman. Saat ini jumlah personel gabungan untuk pemadaman berjumlah 1.512 orang dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api dan kementerian/lmebaga. "Jumlah tersebut belum ditambah dari dukungan personel dunia usaha," terang dia.

Ia menyebut, berdasarkan Data BPBD Provinsi Riau Jumat (2/8), tercatat total luasan lahan terbakar sampai dengan 23 Juli 2019 berjumlah 4.041,94 ha, sedangkan indeks standar pencemaran udara (ISPU) dalam kondisi baik hingga sedang.

Gubernur Riau juga melaporkan bahwa saat ini masih dilakukan pemadaman di lokasi kebakaran, yaitu di Pelalawan, Siak, Indragiri Hilir dan Bengkalis.

Setelah melakukan koordinasi dengan unsur Forkopimda, Doni melanjutkan peninjauan di wilayah Desa Sungai Tohor, Kabupaten Meranti dengan menggunakan helikopter.