5.703 Jiwa di 6 Kecamatan Mengungsi Akibat Banjir di Konawe Utara

:


Oleh Jhon Rico, Rabu, 12 Juni 2019 | 21:04 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 946


Jakarta, InfoPublik- Akibat dari intensitas hujan yang tinggi pada tanggal 1-2 Juni menyebabkan meluapnya Sungai Lalindu, Sungai Walasolo dan Sungai Landawe dan mengakibatkan banjir di Kabupaten Konawe Utara.

"Update data Pengungsi sampai dengan tanggal 11 Juni 2019 pukul 21.00 WITA, total 1.598 KK/ 5.703 Jiwa mengungsi dari 42 Desa dan 3 Kelurahan di 6 Kecamatan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/6).

Ini tersebar di Kecamatan Andowia (4 Desa dan 1 Kel) ada 526 KK/ 1.665 Jiwa, Kecamatan Oheo (14 Desa dan 1 Kel) ada 202 KK/ 573 Jiwa, Kecamatan Asera (13 Desa dan 1 Kel) ada 655 KK/ 2.608 Jiwa, Kecamatan Landawe (6 Desa) ada 103 KK/ 409 Jiwa, Kecamatan Langgikima (2 Desa) ada 12 KK/ 48 Jiwa dan di Kecamatan Wiwirano (3 Desa) yang masih dalam pendataan.

Menurut Sutopo, sampai dengan pukul 21.00 WITA, bencana ini mengakibatkan 202 unit rumah hanyut dan 1.396 unit terendam. Banjir juga merendam 970,3 hektar sawah, 83,5 ha lahan jagung, 11 hektar lahan pertanian lainnya dan 420 hektar tambak ikan.

Banjir juga merendam 3 unit pasar tradisional yakni Pasar Landawe, Lembo dan Laronanga. 28 gedung sekolah (8 SD, 3 SMP, dan 17 PAUD), 2 gedung balai desa dan 1 jembatan penghubung Desa Laronanga - Desa Puwonua hanyut dan 1 jembatan tidak bisa dilalui karena terendam di Desa Padalerutama.

Banjir pun mengakibatkan jalan Trans Sulawesi yang menghubungkan Desa Tanggulari - Desa Tapuwatu terputus dan 1 jembatan pada jalan antar provinsi di Kelurahan Asera terputus. Serta 1 Jembatan di Desa Amorome Utama hanyut.

Selain itu, banjir juga merendam 5 bangunan Masjid, 2 unit Puskesmas terendam di Kec. Andowia dan 2 unit Pustu.

Sutopo menyebut ada kebutuhan mendesak yang dibutuhkan yakni pelayanan kesehatan, dapur umum dan kebutuhan dasar, matras, tenda pengungsi, selimut dan family kit, genset, alat komunikasi, light tower, pakaian layak pakai, makanan siap saji, gas elpiji dan kebutuhan lain seperti senter, sepatu boot, sarung tangan dan mantel.

Berbagai upaya pun telah dilakukan seperti menyusun form pendataan pengungsi dan pendistribusian logistik, pengumpulan data, monitoring ketinggian air, melakukan evakuasi dan penyelamatan masyarakat terdampak.

Menurut dia, Kepala OPD yang menjadi koordinator di masing-masing kecamatan pun sudah mulai melakukan assesment terkait jumlah masyarakat yang terdampak, mengungsi, kerusakan rumah serta menentukan lokasi yang akan didirikan tenda pengungsi dan dapur umum.

Selain itu, diberikan pelayanan kesehatan dan mobilisasi petugas kesehatan di tempat fasilitas kesehatan dan pos kesehatan.

Jaringan komunikasi pun telah dibuat guna mendukung komunikasi dalam penanganan darurat dengan frekuensi standby 143.330. Pemda Kab. Konawe Utara juga sudah membuka rekening untuk menampung sumbangan dalam bentuk uang.

"Bantuan tenda pengungsi dari BNPB telah dipasang di beberapa titik pengungsian yaitu di Ds. Tapuwatu dan Kel. Asera di Kecamatan Asera, Desa Lahimbua dan Kelurahan Andowia di Kec. Andowia.

Helikopter pun sudah beroperasi menyalurkan bantuan logistik dan personil di lokasi yang terisolir. Helikopter melakukan distribusi logistik, personil dan evakuasi sebanyak 2 sorti yakni di Sorti 1 Lapangan Kec. Oheo (pukul 14.51 WITA) dan Sorti 2 di Desa Mopute Kec. Oheo (pukul 15.12 WITA).

Sutopo menyebut bahwa ada beberapa kendala diantaranya adalah hujan dengan intensitas cukup tinggi masih turun membuat arus aliran air masih deras membuat penggunaan sampan mesin tidak dapat menjangkau wilayah terisolir.

Penyaluran bantuan logistik dari BNPB pun belum tiba dikarenakan akses jalan menuju Kabupaten Konawe Utara terputus.

Ia pun mengatakan bahwa masih ada 3 Desa yang belum bisa dijangkau karena akses yang putus dan derasnya aliran air yakni Desa Padalere Utama, Desa Padalere dan Desa Lamonae Utama di Kecamatan Wiwirano.

Ambulans dan petugas kesehatan pun disiagakan dengan Rumah Sakit Rujukan.

Menurut dia, Korem 143-HO juga mengirimkan personil sebanyak 76 orang untuk evakuasi dan penyelamatan, dapur umum dan pengawalan distribusi logistik.

Ini dilengkapi dengan 6 unit kendaraan, 3 unit LCR, 3 unit tenda lapangan, 3 unit tenda dapur umum, 2 set perlengkapan dapur, dan 2 unit motor tempel.

Brimob Kendari pun telah mengirimkan personil sebanyak 31 orang yang akan bertugas di Desa Tapuwatu dan Desa Walalindu untuk mendirikan serta mengelola dapur umum di beberapa titik.

PMI Kab. Konawe Utara juga telah menyiapkan 6 unit tanki air bersih, tenda pengungsian dan tenaga medis sebanyak 3 orang.

Bupati juga telah menginstruksikan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar selama 1 minggu.

"Rencana 12 Juni 2019 akan ada kunjungan Menteri Sosial dan Gubernur Sulawesi Tenggara untuk meninjau lokasi banjir," kata Sutopo.

Ia mengatakan bahwa kekuatan personil di lokasi bencana ada sekitar 467 orang yang terdiri dari 9 orang dari BPBD Prov Sultra, 28 orang dari BPBD Kab. Konawe Utara, 5 orang dari Basarnas, 45 personil Kodim, 35 personil Korem, 47 orang petugas Jasa Raharja, 30 personil Yonif 725, 10 personil Bekang AD, 31 personil Brimob, 22 personil Dit Polairud, 35 tim Tagana, 25 tim PMI, 50 tim Dinkes Kabupaten Konawe Utara dan 95 tenaga relawan.

Menurut Sutopo, Tim Reaksi Cepat BNPB pun terus mendampingi BPBD. "Berhubung beberapa tempat belum bisa dihubungi karena 4 jembatan putus dan longsor maka bantuan disalurkan dengan helikopter BNPB. Droping bantuan dari Jakarta dengan pesawat kargo terus disalurkan," kata dia.