Gempa di Cilacap tidak Berpotensi Tsunami

:


Oleh Dian Thenniarti, Minggu, 9 Juni 2019 | 18:42 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K


Jakarta, InfoPublik - Wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa diguncang gempabumi tektonik pada Minggu, 9 Juni 2019, pukul 16.32.23 WIB.

Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan informasi awal gempabumi ini berkekuatan 5,7 Skala Richter (SR) yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi 5,5 Skala Richter (SR). 

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono menjelaskan, episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,68 LS dan 108,82 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 107 kilo meter arah selatan Kota Cilacap, Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah pada kedalaman 64 kilo meter.

"Gempabumi selatan di Jawa-Bali-Nusa Tenggara ini, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempabumi berkedalaman menengah ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar naik (thrust fault)," ujar Rahmat, Minggu (9/6).

Berdasarkan laporan yang diperoleh, guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Pangandaran, Cilacap, Ciamis, Kebumen dalam skala intensitas III MMI, dan Bandung dalam skala intensitas II MMI. 

Rahmat mengatakan, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami

"Hingga pukul 16.47 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).  Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujar Rahmat.