Banjir dan Longsor di Bengkulu, 10 Orang Meninggal dan 12 Ribu Warga Mengungsi 

:


Oleh Jhon Rico, Minggu, 28 April 2019 | 14:43 WIB - Redaktur: Juli - 558


Jakarta, InfoPublik - Hujan deras yang mengguyur seluruh wilayah di Bengkulu sepanjang Jumat (26/4/2019) sore hingga Sabtu (27/4/2019) pagi telah menyebabkan  bencana banjir dan longsor.

Sungai-sungai meluap dan longsor terjadi di banyak tempat. Bencana banjir dan longsor terjadi di 9 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu yaitu di Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Lebong, Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Kaur.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa, dampak bencana meluas. "Data sementara dampak bencana dari kaji cepat yang dilakukan BPBD Provinsi Bengkulu tercatat 10 orang meninggal dunia, 8 orang hilang, 2 orang luka berat, 2 orang luka ringan, 12 ribu orang mengungsi, dan 13 ribu jiwa terdampak bencana," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Minggu (28/4/2019).

Kerusakan fisik meliputi 184 rumah rusak, 4 unit fasilitas pendidikan, 40 titik infrastruktur rusak (jalan, jembatan, oprit, gorong-gorong) yang tersebar di 9 kabupaten/kota, dan 9 lokasi sarana prasarana perikanan dan kelautan yang tersebar di 5 kabupaten/kota.

"Data dampak bencana ini dapat bertambah mengingat belum semua lokasi bencana dapat dijangkau," ujar dia.

Saat ini banjir di sebagian sudah surut di beberapa wilayah. Namun banjir masih banyak menggenangi permukiman di beberapa wilayah.

Menurut dia, dampak bencana susulan yang mungkin timbul adalah munculnya penyakit kulit karena minimnya air bersih, gangguan ISPA, dan lain-lain. Selain itu longsor dan banjir dapat berpotensi kembali terjadi jika curah hujan tinggi. Penanganan darurat bencana terus dilakukan.

Gubernur Bengkulu Rohodin Mersyah juga telah memerintahkan seluruh jajaran SKPD di Bengkulu agar mengerahkan potensi yang ada di daerah untuk membantu penanganan darurat bencana.

"Gubernur Bengkulu telah melaporkan dampak bencana kepada Kepala BNPB Doni Monardo," terang dia.

BNPB juga telah mengirimkan Tim Reaksi Cepat untuk mendampingi BPBD dan memberikan bantuan dana siap pakai untuk operasional penanganan darurat.

"Kepala daerah yang daerah mengalami bencana diimbau segara menetapkan status darurat untuk mempercepat penanganan darurat," kata dia.

Posko Induk di BPBD Provinsi Bengkulu telah didirikan tepatnya di Ruang Pusdalops dan mendirikan posko pengungsian di 12 titik lokasi. Rapat koordinasi terus dilakukan setiap hari.

Penyelamatan, pencarian korban dan evakuasi korban dilakukan dengan menggunakan perahu karet. Dapur umum didirikan dan melaksanakan pendistribusian makanan.

Pengerahan tenaga aparat Pemda, POLDA, TNI/Polri, Lanal, BASARNAS, Tagana, ACT, PKPU, MDMC, mahasiswa, Perkumpulan Organisasi Tionghoa Bengkulu, dan organisasi lainnya.

Perbaikan darurat dilakukan, khususnya untuk mengatasi jalur transportasi dan distribusi bantuan. Untuk mengatasi longsor yang menutup badan jalan pemerintah setempat telah melakukan pembersihan material menggunakan alat berat (escavator) sehingga akses jalan dapat dilalui.

Ia menyebut bahwa jalan dan jembatan yang putus telah dilakukan survei, pendataan dan pengamanan dengan memasang rambu peringatan di jalan.

"Kendala yang dihadapi dalam penanganan darurat saat ini adalah sulitnya untuk menjangkau ke lokasi titik-titik banjir dan longsor karena seluruh akses ke lokasi kejadian terputus total," jelas dia.

Koordinasi dan komunikasi ke kabupaten/ kota cukup sulit dilakukan karena aliran listrik banyak yang terputus. Pendistribusian logistik terhambat karena akses jalan banyak yang terputus karena banjir dan longsor.

Titik lokasi bencana banjir dan longsor sangat banyak, sedangkan jarak antar titik banjir dan longsor berjauhan, sehingga menyulitkan untuk mencapai semua lokasi. Terbatasnya dana/anggaran yang memadai sehingga menyulitkan operasional penanganan bencana.

Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenda pengungsian, perahu karet,  selimut, makanan siap saji, air bersih, family kid, peralatan bayi, lampu emergency, peralatan rumah tangga untuk membersihkan lumpur dan lingkungan, sanitasi, dan tenaga relawan.

BPBD masih melakukan pendataan dampak bencana dan penanganan bencana. Masyarakat diimbau untuk tetap meningkatkan kewaspadaan mengingat potensi hujan berintensitas tinggi masih dapat berpotensi terjadi di wilayah Indonesia.