Perlu Kesadaran Mengenai Pengurangan Risiko Bencana

:


Oleh Wawan Budiyanto, Sabtu, 12 Januari 2019 | 11:09 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 451


Jakarta, InfoPublik - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Doni Monardo mengajak tokoh-tokoh masyarakat dan agama untuk dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait dengan pengurangan risiko bencana.

Menurutnya, dengan pelibatan semua komponen, semua masyarakat dapat mengetahui dan semakin menyadari untuk mengurangi risiko bencana.

“Jadi harus ada sebuah kepedulian tidak hanya pada tingkat pemerintah provinsi kabupaten, kota tetapi sampai dengan tingkat desa. Kita berharap kepala-kepala desa, kepala kampung, lurah memiliki pengetahuan risiko bencana saat ini,” kata Doni di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (11/1).

Doni mencontohkan bahwa beberapa tokoh setempat tidak mengetahui bahwa di kawasan selatan Sukabumi merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami.

“Seluruh tokoh masyarakat, terutama ulama, seminggu sekali saat kotbah atau pengajian, mengingat mayoritas masyarakat Jawa Barat ini beragama Islam, untuk menyisipkan 2 - 3 menit, perhatian kepada alam. Kita peduli alam, alam merawat kita," lanjut Doni.

Dijelaskannya, BNPB akan bangun emosi masyarakat agar setiap saat mereka memiliki kepedulian, misalnya pada musim hujan, kewaspadaan kita akan banjir dan tanah longsor. Kemudian menjelang musim kemarau, dengan kebakaran hutan. Dan beberapa tempat yang telah diberikan analisis oleh sejumlah pakar, itu juga harus kita antisipasi. Dan bagamana masyarakat kita bisa lebih siap.

Ia menekankan bahwa mencegah jauh lebih mudah daripada kita melakukan penanganan.

“Pencegahan jauh lebih murah dan mudah daripada saat melakukan penanganan,” ujarnya didampingi Kepala BMKG dan PVMBG, serta pejabat kementerian/lembaga di Desa Sirnaresmi.

Pihaknya lebih giat, ulet dan massif untuk mengajak semua komponen dalam pengurangan risiko bencana. BNPB mengajak beberapa lembaga untuk menekankan pada informasi yang diberikan oleh para pakar, seperti di bidang vulkanologi, geologi, seismik, dan tsunami.

“Para pakar inilah yang harus kita ikuti. Pakar ini ibaratnya sebuah tim intelijen jadi ketika menghadapi ancaman, informasi intelijen itu sangat penting. Program-program yang berhubungan dengan masyarakat berorientasi pada informasi dari para pakar. Kalau kita tidak mengikuti hasil riset dan temuan mereka yang semakin akurat maka kita akan salah," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi,dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa puncak musim hujan di wilayah Jawa Barat masih berlangsung hingga akhir Januari hingga Maret.

Pihaknya akan selalu memberikan informasi perkembangan yang penting, misalnya dengan potensi cuaca ekstrim. Dwikorita menyampaikan bahwa sangat penting untuk mengantisipasi bahaya di musim hujan ini, khususnya di wilayah rawan banjir dan longsor. BMKG dan PVMBG bersinergi untuk memberikan peringatan dini.