KNKT Ungkap Kasus Pesawat JT 610 Berdasar Data FDR

:


Oleh Dian Thenniarti, Kamis, 8 November 2018 | 11:47 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 335


Jakarta, InfoPublik - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Rabu (7/11), menyampaikan perkembangan proses investigasi kecelakaan pesawat Boeing 737 MAX 8 registrasi PK-LQP yang dioperasikan PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) dengan nomor penerbangan JT-610 dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta menuju Bandar Udara Depati Amir, Pangkal Pinang pada 29 Oktober 2018. 

Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono mengungkapkan, berdasarkan data FDR (flight data recorder) yang berhasil ditemukan menunjukkan adanya kerusakan penunjuk kecepatan (Air Speed Indicator) pada empat penerbangan terakhir pesawat naas tersebut. "Pada penerbangan Bali ke Jakarta pesawat tercatat perbedaan Angle of Attack (AOA) indicator."

AOA adalah indicator penunjuk sikap (Attitude) pesawat terhadap arah aliran udara. Perbedaan AOA ini masih terkait dengan kerusakan pada penunjuk kecepatan. 

"Angle of Attack (AOA) sensor, telah diganti di Bali pada 28 Oktober, setelah pilot melaporkan adanya kerusakan penunjuk kecepatan. Pada penerbangan dari Bali ke Jakarta muncul perbedaan penunjukkan AOA, dimana AOA sebelah kiri berbeda 20° dibanding yang kanan. Pilot melakukan beberapa prosedur dan akhirnya dapat mengatasi masalah dan pesawat mendarat di Jakarta," lanjut Soerjanto. 

Keberhasilan pilot menerbangkan pesawat yang mengalami kerusakan ini, kata Soerjanto, menjadi dasar KNKT memberikan rekomendasi kepada Boeing untuk disampaikan kepada airline di seluruh dunia jika menghadapi situasi yang sama.  

Lebih lanjut Soerjanto menjabarkan, dari data yang sudah dikumpulkan, KNKT sudah dan akan melanjutkan investigasi dengan beberapa agenda antara lain:

1. Sudah melaksanakan interview dengan awak pesawat dan pramugari yang melaksanakan tugas terbang dari Manado ke Bali, dan Bali ke Jakarta dengan pesawat PK-LQP

2. Sudah melaksanakan wawancara dengan teknisi yang melakukan perbaikan di Manado, Bali dan Jakarta. 

3. Mengumpulkan dan mengkaji catatan perawatan pesawat, prosedur perawatan pesawat, catatan pelatihan awak pesawat dan teknisi, prosedur terbang bagi pilot

4. Pencarian CVR untuk mengetahui tindakan yang dilakukan dan koordinasi antar pilot. 

"AOA sensor yang dilepas di Bali sudah dibawa ke kantor KNKT dan selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan di pabrik pembuatnya di Chicago," ujar Soerjanto. 

KNKT merencanakan rekonstruksi penerbangan dan melihat dampak yang timbul dari kerusakan AOA sensor di engineering simulator di fasilitas Boeing di Seattle.                                                                          

Adapun bagian yang sudah ditemukan sebelumnya, dan sudah diidentifikasi adalah:

1. Mesin kiri

2. Main landing gear kanan, 

3. Agian dari ekor, 

4. Bagian badan pesawat pada section 43, 44, 46 dan 48, 

5. Cockpit oxygen bottle, 

6. Pintu penumpang depan kiri, dan ujung sayap.

Sebagai informasi, dalam melaksanakan tugasnya, Tim KNKT dibantu oleh tim dari TSIB Singapore untuk melanjutkan pencarian CVR. Sementara untuk pemeriksaan bagian pesawat, Tim KNKT dibantu Boeing dan General Electric (GE).

"KNKT merencanakan rekonstruksi penerbangan dan melihat dampak yang timbul dari kerusakan AOA sensor di engineering simulator di fasilitas Boeing di Seattle," imbuhnya.