Transformasi Digital Berefek Positif bagi Ekonomi

:


Oleh Gusti Andry, Jumat, 12 Oktober 2018 | 16:57 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 445


Nusa Dua, InfoPublik - Masyarakat Indonesia perlu bersiap menghadapi transformasi digital yang terus terjadi di dunia. Transformasi digital ditandai dengan terus berkembangnya ekonomi digital dan otomatisasi dunia kerja, membuat masyarakat perlu mempelajari keahlian baru, sehingga tidak tergilas perkembangan zaman.

Dalam Press Briefing ICOM Center, Presiden Direktur McKinsey Indonesia Philia Wibowo mengatakan transformasi digital akan membuat ekonomi menjadi lebih efisien dan produktif. Bahkan, transformasi digital juga positif untuk meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat dan percepatan inovasi.

Sedangkan di sektor tenaga kerja, tidak perlu juga ada kekhawatiran, karena secara total akan lebih banyak peluang pekerjaan baru yang tercipta dengan adanya transformasi digital. “Impact dari otomatisasi terhadap dunia kerja hanya 5% pekerjaan yang hilang,” katanya, Jumat (12/10), di sela-sela AM IMF-WBG 2018 di Nusa Dua Bali.

Menurutnya perkembangan teknologi bukanlah suatu masalah, walau ada potensi hilangnya pekerjaan, namun di sisi lain ada potensi terciptanya lapangan kerja baru yang lebih banyak. Hitungan McKinsey, sebanyak 23.000 pekerjaan akan hilang, namun digantikan dengan sekitar 40.000 pekerjaan baru. Bahkan, hingga 10 tahun ke depan, peran teknologi di industri maksimal hanya sebesar 15% saja.

Infrastruktur digital di Indonesia, menurut perkiraan McKinsey, akan membawa peluang positif hingga US$ 150 miliar terhadap perekonomian global dunia di tahun 2025. Sebab, Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengguna internet tertinggi di dunia, mencapai 143,26 juta orang atau lebih dari 50% total penduduk.

Itulah sebabnya kontribusi industri digital di Tanah Air pada tahun ini diproyeksikan mencapai 10% PDB. Jumlah itu naik dibandingkan dengan tahun 2016 dan 2017 yang tidak sampai 10%. Pemerintah sendiri menargetkan kontribusi industri digital terhadap PDB pada 2020 di atas 10% dengan nilai US$ 130 miliar, terutama dari ecommerce. “Ada 30 juta orang yang membeli dari ecommerce dan 30% membeli produk-produk baru,” kata Philia.

Salah satu sektor yang diuntungkan dari perkembangan teknologi digital adalah UMKM. Sebab dengan hadirnya internet dan ecommerce, para perajin UMKM bisa memasarkan produknya ke seluruh belahan dunia.

Oleh karena itulah, menurutnya, yang dilakukan pemerintah untuk mendorong ekonomi digital sangat penting. Selain pemerintah, masyarakat juga perlu melakukan transformasi ketrampilan sehingga bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi digital.

Dalam kesempatan yang sama, Adi Budiarso, Sekretaris Tim Kerja Indonesia Planning Team (IPT) AM IMF-WBG 2018, mengatakan untuk mengembangkan ekonomi digital di Tanah Air, maka Indonesia banyak mempertemukan para pelaku digital dunia dalam AM IMF-WBG 2018. “Jadi tidak hanya bicara tentang pemerintah saja,” katanya.

Dia berharap dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah, akan lebih banyak lagi startup teknologi asal Indonesia yang berstatus unicorn, menyusul Gojek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka.