Siaran Pers: Pembiayaan Syariah dan Pembiayaan Campuran untuk Pembangunan Infrastruktur

:


Oleh Irvina Falah, Jumat, 12 Oktober 2018 | 12:58 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 643


Nusa Dua, Bali - Indonesia sebagai negara berkembang terus membiayai pembangunan infrastruktur saat ini, yaitu melalui program Keuangan Komersial Islam dan Keuangan Sosial Islam yang signifikan. Untuk mencapai hasil yang diharapkan, peran sektor swasta perlu dimaksimalkan dengan menyediakan ruang dan mempertinggi partisipasi publik.

Perekonomian Indonesia sangat membutuhkan kendaraan yang inovatif, yang dapat memobilisasi dana publik untuk Keuangan Komersial Islam seperti Perbankan, Sukuk, Asuransi; dan Keuangan Sosial Islam seperti Zakat, Infaq, Sodaqoh, dan Wakaf.

Dalam banyak kesempatan, pemerintah memimpin dan mendorong sektor swasta untuk bekerja lebih cepat dan dengan cara yang lebih efisien. Namun, inisiatif ini juga dapat berasal dari masyarakat yang perhatian pada platform untuk memulai kegiatan berbasis sosial, termasuk rasa saling peduli di antara anggota masyarakat.

Sementara itu, dalam membangun kerangka kebijakan transparan yang bisa diterapkan secara seimbang, Pemerintah Indonesia dan lembaga syariah lainnya akan mengatur peluang investasi yang menarik untuk ruang investasi bersama sektor swasta dalam rangka memfasilitasi kebutuhan publik sehingga dapat memobilisasi dana sosial publik melalui instrumen yang dapat dipercaya.

"Pembiayaan syariah memberikan dukungan penting untuk pencapaian SDG di pasar yang telah maju maupun yang masih berkembang," kata M. Anwar Bashori, Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia. "Mekanisme pembiayaan Syariah, baik Keuangan Komersial Islam dan Keuangan Sosial Islam akan mendukung investasi infrastruktur," tambah Anwar.

Negara-negara Islam di Asia dan Timur Tengah telah mengembangkan standar untuk Wakaf yang dapat diterapkan di negara-negara yang menerapkan keuangan syariah. Di sisi lain, Indonesia telah mengembangkan strategi nasional untuk ekonomi syariah dan pembiayaannya.

Pemerintah Indonesia bersama dengan lembaga-lembaga syariah di dalam negeri telah memulai program yang sejalan dengan praktik-praktik terbaik yang ada untuk mendukung pencapaian SDG. Hal ini akan dibahas pada the International Islamic Finance Seminar, Financial Technology talks, dan the WB Islamic Finance Roundtable.

"Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang kuat dan membuat kemajuan yang signifikan dalam upaya untuk mengentaskan kemiskinan," kata Presiden Kelompok Bank Dunia Jim Yong Kim dalam pidato pembukaannya pada konferensi pers Pertemuan Tahunan IMF-WBG Tahun 2018. PDB Indonesia per kapita telah meningkat dari 785 dolar Amerika pada tahun 2000 menjadi lebih dari 3.800 dolar Amerika pada tahun 2017. Tingkat kemiskinan berkurang hampir separuhnya dari 19,1 persen pada tahun 2000 menjadi 9,8 persen saat ini.

Sebagai negara tuan rumah Pertemuan Tahunan IMF-WBG Tahun 2018, Indonesia memperoleh beberapa manfaat seperti transfer pengetahuan, investasi dan perdagangan, pariwisata, dan mengangkat kepemimpinan Indonesia ke forum-forum global lainnya. Indonesia juga mendapat manfaat ekonomi jangka pendek dalam hal pendapatan devisa, sekitar 5,9 triliun rupiah, selama acara berlangsung. Pertemuan tahunan IMF-WBG ini dikunjungi dan dihadiri oleh kurang lebih 36.000 orang yang sebagian besar berasal dari sektor swasta di bidang transportasi, penginapan, makanan dan minuman, belanja dan hiburan, termasuk wisata alam dan budaya.

Informasi lebih lanjut, silakan hubungi:

Agusman
+ 62 81389066853
Kepala Departemen Komunikasi
Bank Indonesia