CN-235 dan N-219 Mendarat di Indonesia Pavilion

:


Oleh Gusti Andry, Kamis, 11 Oktober 2018 | 11:02 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K


Nusa Dua, InfoPublik - Veneu Indonesia Pavilion pada ajang Annual Meetings International Monetary Fund-World Bank Group (AM IMF-WBG) 2018, juga menghadirkan produk unggulan PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Sejumlah produk andalan diboyong, yakni Pesawat CN-235 dan Pesawat N-219 Nurtanio.

Tentu saja keduanya hanya prototype seukuran pajangan meja. Pesawat CN-235 merupakan pesawat penumpang angkut sipil kelas menengah bermesin dua. Pesawat ini bermesin turboprop yang rancangan bersama oleh PT DI dengan CASA Spanyol. Sedangkan N-219 yang diberi nama Nurtanio,  merupakan pesawat komuter kategori CASR-23  dengan kapasitas 19 penumpang. Pesawat N-219 dikembangkan sejak 2014 oleh PT DI bekerjasama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Pesawat N-219 sangat cocok digunakan pada wilayah perintis dan pegunungan untuk meningkatkan konektivitas dan aksesbilitas antar-daerah.

Menurut Rosyita Rahman, duta BUMN yang bertugas memberikan penjelasan kepada para pengunjung di Paviliun Indonesia, Pesawat N-219 akan disertifikasi oleh Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara atau Director General of Civil Aviation, Kementerian Perhubungan dan European Aviation Safety Agency (Badan Keselamatan Penerbangan Eropa).

 “Keunggulan dari Pesawat N-219, antara lain bisa short take off  dan landing,  mudah dioperasikan di daerah terpencil, tidak membutuhkan landasan pacu panjang, serta bisa self starting tanpa bantuan ground support unit," terang Rosyita.

Selain itu, pesawat ini juga dilengkapi teknologi yang memungkinkan biaya operasi dan pemeliharaan rendah. Pasalnya, pesawat tidak perlu mengisi ulang bahan bakar untuk melanjutkan penerbangan ke rute berikutnya. "Kabinnya juga paling luas pada kelasnya dan serbaguna untuk berbagai macam kebutuhan," tambahnya.

Dari catatan Rosyita, sejak tiga hari dipamerkan di Pavilion Indonesia, sudah ada beberapa delegasi IMF-Bank Dunia yang tertarik dengan produk-produk PT Dirgantara. Di antaranya, ada rombongan menteri dari Madagaskar dan Somalia yang tertarik untuk memesan Pesawat CN-235 dan N-219.

"Tapi yang paling menarik bagi para delegasi adalah Pesawat CN-235. Pesawat ini bisa diubah modus dan kegunaannya hanya dalam waktu satu jam sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Pesawat ini bisa diubah jadi pesawat penumpang, pesawat logistik atau pesawat medis," jelasnya.

Sebelumnya, pesawat buatan Indonesia juga sudah dilirik sejumlah negara Afrika. Pada 2018, PT DI menandatangani kesepakatan penjualan Pesawat CN-235 dan NC-212 senilai 75 juta dolar AS dengan Angkatan Udara Senegal dan Pantai Gading.

Pada kesepakatan itu, Indonesia juga menjual 2 unit Pesawat NC-212 seri 200 untuk pengawasan maritim dan 1 unit Pesawat CN-235 seri 220 untuk patroli maritim Angkatan Udara Senegal. Selain itu, Indonesia juga menjual 1 unit Pesawat CN-235 seri 220 untuk transportasi militer Angkatan Udara Pantai Gading.Dwi Hardianto